Asal usul orichalcum tetap menjadi misteri, meskipun penemuan di kapal Gella II memberikan beberapa petunjuk berharga. Logam penyusun orichalcum seperti tembaga, seng, nikel, timbal, dan besi ditemukan di berbagai wilayah sekitar Mediterania dan Asia Kecil. Hal ini menunjukkan bahwa bahan-bahan mentah untuk pembuatan orichalcum mungkin berasal dari berbagai lokasi, yang kemudian diproses di pusat-pusat metalurgi tertentu.
Tembaga dan Seng
Tembaga adalah salah satu komponen utama orichalcum dan banyak ditemukan di Siprus, Sinai, serta Mesir. Sementara itu, seng, meskipun lebih jarang, diperkirakan berasal dari wilayah Asia Kecil. Kombinasi tembaga dan seng membentuk paduan logam yang dikenal sebagai kuningan, yang memiliki sifat serupa dengan orichalcum. Dalam konteks kuno, kuningan sering digunakan untuk perhiasan, alat musik, dan benda-benda seremonial karena daya tahan dan kilauannya yang menarik.
Nikel, Timbal, dan Besi
Nikel, timbal, dan besi, yang juga ditemukan dalam orichalcum, tersebar luas di wilayah sekitar Laut Hitam, Asia Kecil, Yunani, Italia, dan Spanyol. Nikel memberikan kekuatan tambahan pada paduan logam, sementara timbal dan besi berkontribusi pada karakteristik unik orichalcum. Penyebaran sumber daya ini menunjukkan adanya jaringan perdagangan yang kompleks pada masa lalu, yang memungkinkan distribusi bahan mentah ke berbagai wilayah untuk diproses lebih lanjut.
Wilayah Produksi Kemungkinan
Berdasarkan lokasi tambang logam dan komposisi orichalcum, Asia Kecil (sekarang Turki) dan Yunani menjadi kandidat utama sebagai pusat produksi logam ini pada zaman kuno. Temuan di kapal Gella II menunjukkan adanya jaringan perdagangan yang luas di kawasan Mediterania, memungkinkan pertukaran barang berharga seperti orichalcum. Selain itu, teknologi pembuatan paduan logam ini mencerminkan keahlian metalurgi yang sangat maju untuk masa itu, dengan kemungkinan melibatkan penggunaan tanur suhu tinggi dan teknik peleburan yang canggih.
Kemungkinan Orichalcum dari Indonesia
Meskipun ini baru berupa teori, namun Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki cadangan logam yang melimpah, termasuk tembaga, seng, nikel, timbal, dan besi. Hingga saat ini tidak, ada bukti arkeologis atau catatan sejarah yang menunjukkan bahwa orichalcum pernah diproduksi di wilayah Asia Tenggara. Meskipun orichalcum hanya dikenal dalam konteks sejarah Yunani kuno, namun keberadaan berbagai logam yang ada di Indonesia memberikan peluang untuk penelitian lebih lanjut tentang teknologi metalurgi kuno di Nusantara pada zaman dahulu.
Potensi Logam di Indonesia
Saat ini Indonesia adalah produsen tembaga terbesar ke-4 di dunia dan memiliki cadangan nikel yang sangat besar, terutama di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Seng dan timbal juga ditemukan di berbagai daerah, meskipun tidak sebanyak logam lainnya. Besi ditemukan dalam bentuk bijih besi dan pasir besi di wilayah Sumatera dan Jawa. Selain itu, teknologi metalurgi tradisional di Indonesia, seperti dalam pembuatan keris dan gamelan, menunjukkan bahwa ada keterampilan tinggi dalam pengolahan logam di masa lalu. Sumber daya yang melimpah ini membuka peluang untuk studi lebih lanjut tentang teknologi metalurgi kuno di kawasan ini, termasuk kemungkinan adanya logam yang serupa dengan orichalcum. Penelitian ini nantinya dapat terkait pada penelitian tentang dugaan adanya peradaban Atlantis di daerah Asia Tenggara.