Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Watu Pinawetengan: Batu Tempat Berpikir dan Berdiskusi Masyarakat Minahasa

9 November 2024   07:00 Diperbarui: 9 November 2024   07:13 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai tempat yang dipilih untuk merundingkan pembagian wilayah dan meredam potensi konflik, Watu Pinawetengan melambangkan persatuan masyarakat Minahasa. Batu ini bukan hanya sebuah monumen fisik, melainkan juga simbol dari semangat gotong royong dan persaudaraan yang kuat di antara sembilan sub-etnis Minahasa. Melalui kesepakatan di Watu Pinawetengan, masyarakat Minahasa menjaga kedamaian dan mempererat hubungan antar etnis.

Warisan Budaya

Batu ini juga menjadi warisan budaya yang memperkenalkan sejarah dan nilai-nilai leluhur kepada generasi muda Minahasa. Melalui ukiran-ukiran dan simbol yang terpahat di Watu Pinawetengan, generasi sekarang dapat belajar dan mengenang kebesaran dan hikmah dari nenek moyang mereka. Situs ini memberi kesempatan kepada masyarakat untuk merayakan, mempelajari, dan melestarikan warisan budaya Minahasa.

Tempat Suci dan Spiritualitas

Di samping nilai sejarahnya, Watu Pinawetengan juga menjadi lokasi yang sakral bagi masyarakat Minahasa. Situs ini sering dijadikan tempat untuk berbagai upacara adat yang melibatkan penghormatan terhadap leluhur. Nilai spiritual yang terdapat di Watu Pinawetengan menjadi pengingat akan hubungan antara masyarakat Minahasa dengan alam, leluhur, serta nilai-nilai spiritual yang mereka junjung tinggi.

Upacara Adat di Watu Pinawetengan

Upacara Maengket

Maengket adalah tarian adat Minahasa yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Tarian ini kerap kali dipentaskan pada perayaan besar di Watu Pinawetengan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan rasa syukur kepada Tuhan. Maengket merupakan salah satu tradisi yang menggabungkan unsur seni, budaya, dan spiritualitas.

Upacara Tulude

Tulude adalah upacara adat Minahasa yang diselenggarakan untuk menyambut tahun baru. Dalam upacara ini, masyarakat berkumpul untuk berdoa, menyajikan makanan tradisional, dan menari. Tulude menjadi momen penting bagi masyarakat Minahasa untuk mempererat tali kekeluargaan dan mengingatkan mereka akan pentingnya kehidupan berbudaya dan harmonis. Watu Pinawetengan sering menjadi lokasi penyelenggaraan upacara Tulude karena nilai sakralnya.

Ritual Penghormatan Leluhur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun