Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Watu Pinawetengan: Batu Tempat Berpikir dan Berdiskusi Masyarakat Minahasa

9 November 2024   07:00 Diperbarui: 9 November 2024   07:13 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Watu Pinawetengan, Awal Mula Peradaban Minahasa - (budaya-indonesia.org)

Watu Pinawetengan adalah situs bersejarah yang menjadi kebanggaan masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara. Berlokasi di Desa Pinabetengan, Kecamatan Tompaso, situs ini berupa batu besar yang dipercaya menjadi tempat bermusyawarah bagi para leluhur Minahasa. Di sinilah para pemimpin suku Minahasa bertemu untuk membahas masalah-masalah penting dan mengambil keputusan yang menentukan kehidupan masyarakat mereka. Sebagai simbol persatuan dan identitas, Watu Pinawetengan menyimpan sejarah, nilai budaya, serta spiritualitas yang tak ternilai. Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai asal-usul, fungsi, makna, hingga upacara adat yang dilakukan di Watu Pinawetengan serta usaha pelestariannya.

Sejarah Watu Pinawetengan

Asal Usul dan Nama

Nama Watu Pinawetengan berasal dari kata watu” yang berarti “batu” dan pinawetengan yang berarti “tempat berpikir” atau “tempat berdiskusi” dalam bahasa Minahasa. Batu ini telah ada sejak sekitar 1.000 SM dan digunakan oleh leluhur Minahasa sebagai tempat bermusyawarah, bertukar gagasan, dan membuat keputusan yang berdampak besar bagi kehidupan mereka. Tempat ini juga menjadi lokasi sakral di mana para tetua adat memutuskan pembagian wilayah Minahasa, menjadikannya simbol persatuan dan keharmonisan.

Pembagian Wilayah

Di masa lalu, Watu Pinawetengan menjadi pusat diskusi untuk menentukan batas wilayah bagi sembilan sub-etnis Minahasa. Pertemuan ini dilakukan oleh para pemimpin adat yang membagi Minahasa menjadi sub-etnis Tontemboan, Tombulu, Tonsea, Toulour, Tonsawang, Ponosakan, Ratahan, Bantik, dan Pasan. Keputusan ini bertujuan untuk menjaga kedamaian dan mencegah konflik antara sub-etnis tersebut. Sistem pembagian wilayah ini terus dihormati hingga sekarang dan menjadi dasar bagi struktur sosial serta kebudayaan Minahasa.

Ukiran dan Simbol

Watu Pinawetengan juga memiliki ukiran-ukiran yang diyakini memiliki makna simbolis dan spiritual. Meskipun beberapa makna dari simbol-simbol ini masih menjadi misteri, banyak yang berpendapat bahwa ukiran tersebut merupakan bentuk komunikasi atau kode yang digunakan oleh leluhur untuk menyampaikan nilai-nilai dan pengetahuan mereka. Ukiran ini semakin menambah nilai budaya dari situs ini, membuatnya sebagai peninggalan sejarah yang bernilai tinggi.

Makna dan Pentingnya Watu Pinawetengan

Simbol Persatuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun