Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Schadenfreude: Ketika Senang Melihat Penderitaan Orang Lain dan Menderita Saat Orang Lain Senang

29 September 2024   07:00 Diperbarui: 29 September 2024   07:04 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Build the emotional case for change • ORCHANGO (orchango.com)

Dalam kehidupan bermasyarakat kita beberapa waktu belakangan ini, kita sering menemukan momen ketika seseorang merasa senang melihat orang lain mengalami kesulitan atau kegagalan. Rasa puas atas penderitaan orang lain ini dikenal sebagai schadenfreude, yang dalam bahasa Jerman berarti "kesenangan dari penderitaan orang lain."  Schadenfreude adalah fenomena psikologis yang menarik dan sering kali kontroversial. meskipun ini adalah reaksi yang wajar dalam beberapa konteks. Schadenfreude dapat merusak hubungan antar individu, berdampak negatif pada kesehatan mental, dan bahkan merusak kepercayaan sosial. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu schadenfreude, asal usulnya, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta bagaimana kita bisa mengatasinya.

Apa Itu Schadenfreude?

Schadenfreude adalah sebuah perasaan kegembiraan yang muncul ketika seseorang menyaksikan atau mengetahui orang lain sedang mengalami kesulitan atau kegagalan. Istilah ini berasal dari dua kata Jerman, yaitu "Schaden" yang berarti kerusakan atau bahaya, dan "Freude" yang berarti kebahagiaan atau sukacita. Dalam konteks psikologi, schadenfreude dianggap sebagai salah satu reaksi emosional negatif yang sangat umum di masyarakat. Meskipun banyak orang merasa bersalah ketika merasakan schadenfreude, fenomena ini bisa menjadi sangat kompleks karena berkaitan dengan aspek sosial dan moral seseorang.

Asal Usul dan Sejarah Schadenfreude

Istilah "schadenfreude" pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada abad ke-19. Dalam teks-teks berbahasa Inggris, kata ini ditemukan pada tahun 1852 dan 1867, sebelum mulai digunakan secara lebih luas pada tahun 1895. Namun, konsep ini sebenarnya telah lama ada dalam sejarah. Dalam filsafat Yunani kuno, Aristoteles menggunakan istilah "epichairekakia" untuk menggambarkan kesenangan yang diperoleh dari penderitaan orang lain. Pada abad ke-19, filsuf Friedrich Nietzsche juga menulis tentang schadenfreude dalam karyanya, di mana ia menggambarkan bahwa sifat manusia yang penuh kompleksitas dan ketidaksempurnaan dapat mendorong seseorang merasakan kegembiraan atas penderitaan orang lain.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Schadenfreude

Ada beberapa faktor psikologis dan sosial yang dapat mempengaruhi mengapa seseorang merasakan schadenfreude. Faktor-faktor ini mencerminkan bagaimana schadenfreude muncul sebagai bagian dari dinamika hubungan sosial dan interaksi manusia.

1. Perbandingan Sosial

Manusia sering kali cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal prestasi, kekayaan, atau kebahagiaan. Ketika seseorang yang dianggap lebih berhasil mengalami kegagalan atau masalah, hal ini bisa memicu perasaan bahwa keadilan telah dipulihkan. Ini terutama terjadi dalam situasi di mana perbandingan sosial menimbulkan rasa iri atau perasaan kurang percaya diri. Dalam konteks ini, schadenfreude berfungsi sebagai cara untuk menyeimbangkan perasaan tersebut.

2. Keadilan dan Moralitas

Schadenfreude sering kali muncul ketika seseorang merasa bahwa orang lain mendapatkan hukuman yang pantas atau keadilan telah ditegakkan. Misalnya, ketika seseorang yang dikenal sombong atau bertindak tidak adil mengalami kemalangan, orang lain mungkin merasa senang karena situasi tersebut dianggap sebagai "karma" atau balasan atas perilaku yang tidak menyenangkan. Kaitan antara schadenfreude dan keadilan ini memperlihatkan bagaimana perasaan ini dapat dipengaruhi oleh norma sosial dan moral.

3. Identitas Kelompok

Schadenfreude juga lebih mungkin terjadi dalam situasi persaingan antar kelompok. Contoh paling jelas adalah dalam olahraga, di mana penggemar tim tertentu merasa senang jika tim lawan mengalami kekalahan. Persaingan antar kelompok ini sering kali memperkuat perasaan schadenfreude, terutama jika kelompok lain dianggap sebagai pesaing yang signifikan atau superior.

Dampak Psikologis dan Sosial Schadenfreude

Meskipun schadenfreude bisa memberikan rasa kepuasan jangka pendek, dampaknya dalam jangka panjang bisa merugikan hubungan interpersonal dan kesejahteraan mental seseorang. Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan oleh schadenfreude antara lain:

Kerusakan Hubungan

Orang yang sering merasakan atau mengekspresikan schadenfreude cenderung mengalami kerusakan dalam hubungan sosial mereka. Jika seseorang senang melihat teman, kolega, atau anggota keluarga mengalami kesulitan, hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan bahkan memutuskan hubungan. Orang yang berada di sekitarnya mungkin merasa tidak didukung atau tidak dihargai, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan rusaknya kepercayaan.

Penurunan Kepercayaan

Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap hubungan interpersonal. Jika seseorang sering menunjukkan rasa senang atas kegagalan orang lain, orang-orang di sekitarnya mungkin merasa tidak dapat mempercayai orang tersebut. Kurangnya kepercayaan ini bisa mempersulit kerja sama dan saling mendukung, terutama dalam lingkungan sosial yang lebih kompleks seperti tempat kerja atau komunitas.

Isolasi Sosial

Perilaku schadenfreude dapat mengarah pada isolasi sosial. Orang yang secara terbuka merasakan kegembiraan atas penderitaan orang lain mungkin dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya. Ini bisa berdampak pada perasaan kesepian dan keterasingan, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Pengaruh Negatif pada Kesehatan Mental

Schadenfreude yang terus-menerus dapat memicu perasaan negatif yang berkepanjangan, seperti iri hati, kebencian, dan stres. Ini bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang, menambah tingkat kecemasan dan mengurangi kemampuan untuk merasakan empati serta kebahagiaan sejati. Dalam jangka panjang, schadenfreude bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang mengalami masalah emosional yang lebih dalam.

Mengatasi Schadenfreude

Meskipun schadenfreude adalah bagian dari sifat manusia, ada cara untuk mengatasinya dan mengurangi dampaknya. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi schadenfreude meliputi:

1. Membangun Empati

Dengan mencoba memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain, kita bisa mengurangi perasaan iri dan kebencian yang sering kali memicu schadenfreude. Empati membantu kita lebih terhubung dengan perasaan orang lain dan menghargai perjuangan mereka.

2. Merayakan Kesuksesan Orang Lain

Melihat kesuksesan orang lain sebagai sumber inspirasi, bukan sebagai ancaman, dapat membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih positif. Dengan merayakan pencapaian orang lain, kita bisa mengurangi perasaan schadenfreude dan memupuk rasa saling mendukung.

3. Fokus pada Pengembangan Diri

Alihkan perhatian dari kegagalan orang lain ke pencapaian pribadi. Fokus pada diri sendiri dan tujuan yang ingin dicapai dapat membantu mengurangi perasaan iri dan schadenfreude.

Kisah Inspiratif: Nelson Mandela dan Rekonsiliasi

Nelson Mandela adalah sosok inspiratif yang menunjukkan bagaimana seseorang bisa memilih untuk mengatasi perasaan negatif seperti schadenfreude dan fokus pada rekonsiliasi. Setelah menjalani 27 tahun penjara karena memperjuangkan hak-hak orang kulit hitam di Afrika Selatan, Mandela memiliki alasan kuat untuk merasa puas atas penderitaan para penindasnya. Namun, alih-alih terjebak dalam perasaan dendam, Mandela memilih untuk mempromosikan perdamaian dan persatuan. 

Salah satu tindakan simbolis yang terkenal adalah saat ia mengenakan seragam tim rugby nasional Afrika Selatan, Springboks, yang sebelumnya menjadi simbol supremasi kulit putih. Dengan langkah ini, Mandela ingin menyatukan bangsa yang terpecah oleh diskriminasi rasial. Tindakan Mandela menjadi contoh nyata bahwa dengan memilih untuk memaafkan dan merangkul semua pihak, bahkan mereka yang pernah menindas, kita dapat menciptakan perubahan sosial yang besar dan mengurangi ketegangan di masyarakat.

Kesimpulan

Schadenfreude adalah fenomena yang kompleks dan sering kali muncul tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun wajar bagi manusia untuk merasakan kepuasan atas kegagalan orang lain, perasaan ini bisa berdampak buruk jika dibiarkan berkembang. Schadenfreude dapat merusak hubungan sosial, menurunkan rasa empati, dan memicu isolasi. Namun, perasaan ini bisa dikelola dengan cara-cara positif. 

Dengan membangun empati, kita belajar untuk memahami perasaan orang lain. Merayakan kesuksesan orang lain, alih-alih merasa iri, dapat menciptakan suasana yang mendukung dan lebih harmonis. Selain itu, dengan fokus pada pengembangan diri, kita dapat meminimalkan perasaan negatif dan lebih berfokus pada pencapaian pribadi. Dengan langkah-langkah ini, kita bisa mengurangi dampak negatif schadenfreude dan menciptakan lingkungan yang lebih positif serta saling mendukung.

Referensi:

Schadenfreude - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Schadenfreude  

Schadenfreude | Meaning, Psychology, Examples, & Facts | Britannica, https://www.britannica.com/topic/schadenfreude

Not Just a German Word: A Brief History of Schadenfreude ‹ Literary Hub (lithub.com), https://lithub.com/not-just-a-german-word-a-brief-history-of-schadenfreude/

Schadenfreude Definition & Meaning - Merriam-Webster, https://www.merriam-webster.com/dictionary/schadenfreude

Schadenfreude | Psychology Today, https://www.psychologytoday.com/us/basics/schadenfreude

schadenfreude | New research findings from Princeton University, https://blogs.princeton.edu/research/tag/schadenfreude/

schadenfreude | Etymology of schadenfreude by etymonline, https://www.etymonline.com/word/schadenfreude

Schadenfreude is higher in real-life situations compared to hypothetical scenarios | PLOS ONE, https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371%2Fjournal.pone.0205595

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun