Schadenfreude sering kali muncul ketika seseorang merasa bahwa orang lain mendapatkan hukuman yang pantas atau keadilan telah ditegakkan. Misalnya, ketika seseorang yang dikenal sombong atau bertindak tidak adil mengalami kemalangan, orang lain mungkin merasa senang karena situasi tersebut dianggap sebagai "karma" atau balasan atas perilaku yang tidak menyenangkan. Kaitan antara schadenfreude dan keadilan ini memperlihatkan bagaimana perasaan ini dapat dipengaruhi oleh norma sosial dan moral.
3. Identitas Kelompok
Schadenfreude juga lebih mungkin terjadi dalam situasi persaingan antar kelompok. Contoh paling jelas adalah dalam olahraga, di mana penggemar tim tertentu merasa senang jika tim lawan mengalami kekalahan. Persaingan antar kelompok ini sering kali memperkuat perasaan schadenfreude, terutama jika kelompok lain dianggap sebagai pesaing yang signifikan atau superior.
Dampak Psikologis dan Sosial Schadenfreude
Meskipun schadenfreude bisa memberikan rasa kepuasan jangka pendek, dampaknya dalam jangka panjang bisa merugikan hubungan interpersonal dan kesejahteraan mental seseorang. Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan oleh schadenfreude antara lain:
Kerusakan Hubungan
Orang yang sering merasakan atau mengekspresikan schadenfreude cenderung mengalami kerusakan dalam hubungan sosial mereka. Jika seseorang senang melihat teman, kolega, atau anggota keluarga mengalami kesulitan, hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan bahkan memutuskan hubungan. Orang yang berada di sekitarnya mungkin merasa tidak didukung atau tidak dihargai, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan rusaknya kepercayaan.
Penurunan Kepercayaan
Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap hubungan interpersonal. Jika seseorang sering menunjukkan rasa senang atas kegagalan orang lain, orang-orang di sekitarnya mungkin merasa tidak dapat mempercayai orang tersebut. Kurangnya kepercayaan ini bisa mempersulit kerja sama dan saling mendukung, terutama dalam lingkungan sosial yang lebih kompleks seperti tempat kerja atau komunitas.
Isolasi Sosial
Perilaku schadenfreude dapat mengarah pada isolasi sosial. Orang yang secara terbuka merasakan kegembiraan atas penderitaan orang lain mungkin dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya. Ini bisa berdampak pada perasaan kesepian dan keterasingan, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang.