Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hebai Wuchang: Dua Dewa Pengawal Arwah Orang Mati dalam Kepercayaan Tiongkok

30 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 30 Agustus 2024   12:55 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: 黑白无常帽子上写的是什么字 - 每日头条 (kknews.cc)

Heibai Wuchang, yang dikenal sebagai "Black and White Impermanence", adalah dua dewa yang berasal dari kepercayaan rakyat Tiongkok. Mereka sering digambarkan sebagai dua sosok yang kontras: satu berpakaian hitam dan satu lagi berpakaian putih, masing-masing mewakili kejahatan dan kebaikan, hukuman dan pahala. 

Heibai Wuchang memainkan peran penting dalam mitologi Tiongkok, di mana mereka bertindak sebagai penjaga dan pemandu arwah orang mati. Artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang mitos dan legenda yang mengelilingi Heibai Wuchang, perannya yang signifikan dalam kebudayaan Tionghoa, serta bagaimana mereka dihormati melalui upacara keagamaan dan festival-festival penting. 

Dengan memahami kisah dan simbolisme Heibai Wuchang, kita dapat menghargai lebih dalam warisan budaya Tiongkok dan bagaimana nilai-nilai kuno tetap relevan dalam kehidupan modern.

Mitos dan Legenda Heibai Wuchang

Legenda mengatakan bahwa Heibai Wuchang dulunya adalah dua orang biasa dengan nasib yang tragis. Xie Bi'an, yang berpakaian hitam, adalah seorang yang jujur dan setia, sedangkan Fan Wujiu, yang berpakaian putih, dikenal sebagai penipu dan penjudi. Meskipun mereka menjalani kehidupan yang sangat berbeda, keduanya bertemu kematian mereka dalam keadaan yang tragis. Namun, tindakan terakhir mereka menunjukkan kesetiaan dan pengorbanan yang luar biasa, sehingga mereka diangkat menjadi dewa oleh Kaisar Yama, penguasa dunia bawah.

Asal-usul mereka sering kali dikaitkan dengan konsep Taoisme tentang yin dan yang, di mana keseimbangan antara kedua kekuatan ini penting untuk harmoni alam semesta. Xie Bi'an dan Fan Wujiu, meskipun memiliki sifat dan latar belakang yang berbeda, mewakili dua sisi dari satu koin yang sama. Heibai Wuchang menjadi simbol dari keseimbangan ini dalam perjalanan roh setelah kematian, memastikan bahwa setiap arwah menerima hukuman atau pahala yang adil sesuai dengan perbuatan mereka selama hidup. Cerita mereka mengingatkan kita bahwa dalam setiap aspek kehidupan, ada keseimbangan antara baik dan buruk, dan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi yang harus diterima.

Peran Heibai Wuchang dalam Budaya Tiongkok

Heibai Wuchang tidak hanya terbatas pada cerita-cerita lama; mereka memiliki pengaruh yang mendalam terhadap bahasa sehari-hari dan budaya populer di Tiongkok. Dalam bahasa Mandarin, ungkapan "Heibai Wuchang" sering digunakan untuk menggambarkan kontras yang tajam atau perubahan nasib yang tak terduga, mencerminkan dualitas dan ketidakpastian hidup yang diwakili oleh kedua dewa ini.

Mereka juga sering muncul dalam berbagai bentuk seni, seperti film, drama televisi, dan komik, sering kali sebagai karakter yang memberikan pelajaran moral atau sebagai simbol keadilan. Misalnya, dalam film horor atau supranatural Tiongkok, Heibai Wuchang sering digambarkan sebagai penjaga alam baka yang menuntun roh-roh orang mati ke dunia berikutnya. Kehadiran mereka dalam seni ini menambah dimensi mistis dan moral yang mendalam, seringkali mengingatkan penonton tentang pentingnya menjalani hidup dengan benar dan adil.

Selain itu, Heibai Wuchang juga muncul dalam berbagai festival dan perayaan, di mana mereka dihormati dan dirayakan. Keberadaan mereka dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan budaya populer menunjukkan betapa pentingnya simbolisme mereka dalam mengajarkan nilai-nilai moral. Kehadiran mereka juga mengingatkan kita tentang keseimbangan antara baik dan buruk, serta konsekuensi dari tindakan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun