Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peradaban Mu: Pusat Peradaban Dunia di Tengah Samudra Pasifik 25.000 Tahun Silam

7 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 7 Juni 2024   07:05 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Unraveling the Mystery of the Continent of Mu: A Lost Civilization - ( historytoknow.com )

Peradaban Mu, meskipun kontroversial, tetap memikat imajinasi banyak orang. Menurut legenda, Mu adalah sebuah benua raksasa yang mencakup hampir setengah dari Samudra Pasifik. Teori-teori menyebutkan bahwa Mu adalah pusat peradaban maju yang hidup sekitar 25.000 tahun yang lalu sebelum tenggelam akibat bencana alam dahsyat seperti letusan gunung berapi. Menelusuri sejarah dan misteri yang mengelilingi Mu membantu kita memahami mengapa kisah ini masih menarik hingga saat ini.

Legenda ini pertama kali diperkenalkan oleh James Churchward, seorang penulis dan petualang Inggris pada awal abad ke-20. Churchward mengklaim memperoleh pengetahuan tentang Mu dari tablet kuno di India, menggambarkan Mu sebagai tempat dengan teknologi tinggi dan kebijaksanaan spiritual yang mendalam. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang pasti tentang keberadaan Mu, cerita ini terus memikat banyak orang dan memicu banyak spekulasi serta penelitian. Kita akan menjelajahi lebih jauh tentang apa itu peradaban Mu, teori-teori serta bukti yang mendukung, dan mengapa legenda ini begitu menarik bagi banyak orang.

Apa Itu Peradaban Mu?

Legenda Mu

Legenda tentang Mu pertama kali diperkenalkan oleh James Churchward, seorang penulis dan petualang Inggris, pada awal abad ke-20. Churchward mengklaim bahwa dia memperoleh pengetahuan tentang Mu dari tablet kuno di India yang disebut Naacal. Menurut interpretasinya, Mu adalah sebuah benua besar yang menjadi tempat lahirnya peradaban manusia sebelum tenggelam ke dasar laut akibat bencana alam besar. Kisah ini memberikan gambaran tentang sebuah peradaban yang sangat maju, dengan teknologi dan kebijaksanaan yang melampaui pemahaman kita saat ini. Dalam legenda tersebut, Mu digambarkan sebagai pusat ilmu pengetahuan, seni, dan spiritualitas, yang mempengaruhi peradaban lain di seluruh dunia.

Lokasi Mu

Menurut Churchward, Mu terletak di Samudra Pasifik dan mencakup wilayah yang sangat luas, dari Hawaii hingga Kepulauan Marquesas. Churchward menggambarkan Mu sebagai tanah yang memiliki teknologi tinggi, budaya maju, dan kebijaksanaan spiritual yang mendalam. Dalam pandangannya, Mu adalah tempat kelahiran peradaban manusia dan menjadi sumber banyak pengetahuan kuno yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Mu disebut-sebut memiliki hubungan erat dengan berbagai kebudayaan kuno di Amerika, Asia, dan Oseania, yang semuanya menunjukkan jejak pengaruh peradaban ini. Meski bukti fisik dari Mu belum ditemukan, deskripsi Churchward tentang lokasi dan karakteristik benua ini terus memicu minat dan penelitian lebih lanjut.

Teori dan Bukti

Bukti Geologis

Beberapa peneliti dan geolog mencatat bahwa beberapa pulau di Samudra Pasifik memiliki formasi batuan yang mungkin menunjukkan adanya benua yang hilang. Salah satu contoh yang sering disebut adalah struktur bawah air di Yonaguni, Jepang, yang menyerupai piramida. Struktur ini terletak di bawah laut dan memiliki bentuk yang sangat geometris, menimbulkan spekulasi bahwa ini mungkin merupakan sisa-sisa bangunan buatan manusia dari peradaban kuno. Meskipun beberapa ahli menganggap formasi ini sebagai hasil proses geologis alami, masih ada perdebatan tentang asal-usulnya. Para pendukung teori Mu melihat Yonaguni sebagai bukti potensial dari peradaban yang hilang, sementara skeptis menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun