Di zaman ini, perkembangan teknologi menjadi tonggak utama dalam mencapai kemajuan. Dalam sektor penerbangan dan penjelajahan antarplanet, langkah-langkah inovatif terus menuntun kita menuju masa depan yang lebih cerah. Salah satu terobosan terkini yang menjanjikan adalah teknologi mesin plasma jet. Artikel ini bertujuan untuk mengulas secara mendalam tentang teknologi ini, termasuk sejarahnya, keunggulannya, perkembangan terkini, tantangan yang dihadapi, serta beragam aplikasi praktisnya di berbagai industri. Dengan memahami esensi teknologi ini, diharapkan kita dapat lebih menghargai potensi revolusioner yang ditawarkannya dalam memimpin penerbangan dan eksplorasi antarplanet ke tingkat yang lebih tinggi.
Mesin plasma jet adalah salah satu jenis mesin propulsi elektrik yang memproduksi dorongan dengan memanfaatkan plasma kuasi-netral. Plasma sendiri adalah fase materi yang sering disebut sebagai "keadaan keempat", dimana partikel-partikel di dalamnya memiliki muatan dan sebagian netral, saling berinteraksi secara kompleks. Perbedaan mendasar mesin plasma jet dengan mesin ion thruster terletak pada cara mereka mempercepat partikel. Mesin ion thruster menggunakan grid tegangan tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan, sementara mesin plasma jet memanfaatkan arus dan potensial internal untuk meningkatkan kecepatan ion. Meskipun kecepatan buang yang dihasilkan lebih rendah daripada mesin ion thruster, namun mesin plasma jet mampu memberikan efisiensi yang lebih tinggi.
Dengan kata lain, mesin plasma jet merupakan mesin propulsi yang mampu menghasilkan dorongan melalui pemercepatan ion dalam plasma, mengubah energi listrik menjadi dorongan. Dengan kemampuannya ini, mesin plasma jet menjadi alternatif yang menarik dalam industri penerbangan dan eksplorasi antarplanet, memberikan dorongan yang efisien dengan menggunakan sumber energi elektrik.
Â
Sejarah Penemuan
Perjalanan pengembangan teknologi mesin plasma jet merupakan proses yang panjang dan penuh tantangan. Dimulai dari penggunaan awal pada probe ruang angkasa Uni Soviet  Zond 2 pada 14 Desember 1964 ketika pesawat ruang angkasa berada 4,2 juta kilometer dari Bumi. Berikutnya  Pada tahun 2011, NASA bermitra dengan Busek menggunakan teknologi ini untuk meluncurkan thruster efek hall pada satelit Tacsat-2.
Pada awalnya, mesin plasma memberikan bukti awal tentang potensi teknologi ini untuk aplikasi propulsi di luar angkasa. Sejak saat itu, penelitian dan eksperimen terus dilakukan untuk memahami dengan lebih baik cara memanfaatkan plasma sebagai sumber dorongan.
Salah satu titik penting dalam sejarah penemuan ini adalah penelitian yang dilakukan di Universitas Wuhan pada tahun 2020. Para ilmuwan dan insinyur di sana telah berhasil mengembangkan prototipe mesin jet plasma yang menggunakan plasma udara gelombang pendek sebagai penggerak jet. Penelitian ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam memahami dan menerapkan teknologi mesin plasma jet.
Setiap langkah dalam perjalanan ini membawa kita lebih dekat kepada pemahaman yang lebih baik tentang cara memanfaatkan potensi plasma untuk aplikasi propulsi. Meskipun masih ada banyak tantangan yang harus diatasi, namun sejarah penemuan ini memberikan harapan akan masa depan yang cerah bagi teknologi mesin plasma jet. Dengan terus menerusnya penelitian dan eksperimen, kita dapat membuka potensi revolusioner yang belum terungkap dari teknologi ini, membawa penerbangan dan eksplorasi antarplanet ke tingkat yang lebih tinggi.