Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sembilan Bejana Tripod: Salah Satu Simbol Sejarah Tiongkok Kuno yang Paling Menawan dan Misterius

22 April 2024   07:04 Diperbarui: 22 April 2024   07:04 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembilan Bejana Tripod, atau Jiuding, adalah salah satu simbol sejarah Tiongkok kuno yang paling menawan dan misterius. Mereka bukan sekadar benda hiasan, melainkan simbol kekuasaan dan kedaulatan yang diyakini dibuat oleh pendiri Dinasti Xia, Yu Agung. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal-usul, desain, dan signifikansi budaya dari Sembilan Bejana Tripod, serta misteri yang mengelilingi keberadaan mereka saat ini. Dengan memahami simbol-simbol ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang sejarah dan budaya Tiongkok kuno, serta bagaimana mereka telah membentuk Tiongkok seperti yang kita kenal hari ini. Jadi, mari kita mulai perjalanan kita ke masa lalu dan temukan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik Sembilan Bejana Tripod.

Sejarah dan Asal Usul

Sejarah dan asal usul Sembilan Bejana Tripod, atau Jiuding, dapat ditelusuri kembali ke era Dinasti Xia, dinasti prasejarah pertama Tiongkok. Menurut teks-teks kuno, bejana-bejana ini dicetak oleh Yu Agung, penguasa legendaris yang dikenal karena upayanya dalam mengendalikan Banjir Besar, sebuah peristiwa bencana yang mengancam kelangsungan hidup masyarakat Tiongkok awal.

Pengecoran Sembilan Bejana Tripod merupakan peristiwa penting yang menandai konsolidasi kekuasaan Yu dan pembentukan formal dinastinya. Setiap bejana terbuat dari perunggu, bahan yang berharga dan menantang secara teknologi untuk dikerjakan pada saat itu. Bejana-bejana itu tidak identik; mereka berbeda dalam ukuran dan prasasti yang mereka bawa, masing-masing mewakili wilayah berbeda di wilayah Yu. Ini adalah tindakan simbolis, menandakan kesatuan berbagai suku di bawah pemerintahan Yu.

Namun, meskipun legenda ini telah lama menjadi bagian dari narasi sejarah Tiongkok, bukti arkeologis langsung tentang keberadaan Sembilan Bejana Tripod masih belum ditemukan. Oleh karena itu, mereka tetap menjadi salah satu simbol sejarah Tiongkok kuno yang paling menawan dan misterius. Meski demikian, legenda dan cerita di balik Sembilan Bejana Tripod tetap hidup dalam budaya dan sejarah Tiongkok, dan terus mempengaruhi generasi baru dalam memahami dan menghargai warisan mereka.

Desain dan Pembuatan

Desain dan pembuatan Sembilan Bejana Tripod, atau Jiuding, adalah cerminan dari kecanggihan teknologi dan seni Dinasti Xia. Setiap bejana terbuat dari perunggu, bahan yang berharga dan menantang secara teknologi untuk dikerjakan pada saat itu. Proses pengecoran perunggu yang digunakan untuk membuat bejana-bejana ini menunjukkan tingkat keahlian dan pengetahuan teknis yang luar biasa.

Bejana-bejana itu tidak identik; mereka berbeda dalam ukuran dan prasasti yang mereka bawa, masing-masing mewakili wilayah berbeda di wilayah Yu. Ini adalah tindakan simbolis, menandakan kesatuan berbagai suku di bawah pemerintahan Yu. Desain dan prasasti pada setiap bejana mencerminkan keragaman dan individualitas dari setiap wilayah, sementara juga menunjukkan kesatuan mereka di bawah pemerintahan Yu.

Setiap bejana dikatakan memiliki tiga kaki dan dua pegangan, sebuah desain yang praktis dan simbolis. Desain tripod memberikan keseimbangan, fitur penting bagi bejana yang digunakan dalam ritual yang melibatkan api dan cairan panas. Pegangannya memungkinkan bejana dipindahkan dan diatur selama ritual ini.

Prasasti pada bejana lebih dari sekedar hiasan; itu adalah catatan sejarah, yang mendokumentasikan pencapaian penguasa dan peristiwa-peristiwa waktu. Setiap bejana memuat prasasti khusus untuk wilayah yang diwakilinya, memberikan gambaran tentang lanskap sosial, politik, dan budaya wilayah tersebut. Prasasti ini merupakan bentuk awal aksara Tiongkok, yang menambah nilai budaya dan sejarah bejana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun