Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku: "Enlightenment, Mencapai Pencerahan Diri" oleh Tjiptadinata Effendi

21 April 2024   07:00 Diperbarui: 21 April 2024   07:03 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

 

Kutipan Inspiratif

Salah satu kutipan inspiratif yang berkesan dari buku ini adalah: "Setiap orang pada hakikatnya, siapapun adanya kita, punya kesempatan mencapai pencerahan diri tanpa harus menunggu mencapai kesalehan yang sempurna." Kutipan ini mengajarkan bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau kondisi saat ini, memiliki peluang untuk mencapai pencerahan diri. Pentingnya pesan ini terletak pada penekanan bahwa perjalanan menuju pencerahan tidak tergantung pada kesempurnaan atau status sosial seseorang. Hal ini menawarkan harapan kepada pembaca bahwa mereka dapat mulai perjalanan spiritual mereka dari titik mana pun mereka berada dalam kehidupan. Pesan ini juga mengajak untuk melepaskan ekspektasi tentang kesempurnaan diri sebelum memulai perjalanan menuju pencerahan, karena proses tersebut adalah tentang pertumbuhan dan pembelajaran yang terus-menerus. Dengan kata lain, pesan ini menginspirasi pembaca untuk mengambil langkah-langkah kecil menuju pencerahan diri, tanpa perlu menunggu kondisi atau kualitas tertentu untuk memulai.

Penerapan Kearifan dalam Kehidupan

Dalam bukunya, Tjiptadinata Effendi memberikan contoh-contoh nyata yang menunjukkan bagaimana kearifan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ia mungkin menggambarkan bagaimana menghadapi konflik dengan bijaksana, dengan mendengarkan pandangan orang lain dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Atau mungkin, ia memaparkan betapa pentingnya bersikap sabar dan memiliki kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup, seperti kegagalan atau kesulitan. Effendi juga mungkin menyoroti bagaimana memperlakukan orang lain dengan empati dan pengertian, sehingga membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis. Melalui contoh-contoh seperti ini, pembaca diberikan pemahaman praktis tentang bagaimana menerapkan kearifan dalam situasi-situasi sehari-hari. Dengan demikian, buku ini tidak hanya memberikan wawasan teoritis tentang kearifan, tetapi juga memberikan panduan konkret tentang bagaimana mengintegrasikan kebijaksanaan tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini memungkinkan pembaca untuk melihat relevansi langsung dari konsep-konsep spiritual dalam konteks kehidupan nyata mereka, membantu mereka tumbuh dan berkembang secara pribadi dan spiritual.

Kesimpulan

"Enlightenment: Mencapai Pencerahan Diri" adalah sebuah buku yang patut untuk dibaca bagi siapa saja yang sedang mencari pencerahan. Dalam bukunya, Tjiptadinata Effendi berhasil menyampaikan pesan-pesan yang kuat dan inspiratif melalui tulisannya. Dengan gaya penulisan yang jelas dan sederhana, beliau mampu menghubungkan pembaca dengan konsep-konsep spiritual yang mendalam, membantu mereka memahami diri mereka sendiri dan makna hidup dengan lebih baik. Melalui berbagai contoh dan kisah inspiratif, ia memotivasi pembaca untuk memulai atau melanjutkan perjalanan spiritual mereka dengan keyakinan dan tekad. Kesimpulannya, buku ini bukan hanya sekadar bacaan yang menyenangkan, tetapi juga menjadi panduan yang berharga bagi mereka yang ingin mencapai pencerahan diri dan menemukan makna sejati dalam kehidupan mereka. Dengan membaca buku ini, pembaca dapat merasakan dorongan yang kuat untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka, sehingga memberikan inspirasi dan dukungan dalam perjalanan mereka menuju pencerahan.

"Terima Kasih buat Ayahanda Tjiptadinata Effendi atas Pemberian hadiah bukunya yang sangat berharga, maafkan Ananda jika dalam penulisan resensi buku ini ada kata-kata yang salah karena menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun