Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stigmata: Pengalaman Mistis Tanda Luka Kristus yang Dianggap sebagai Mukjizat dari Allah

20 April 2024   07:00 Diperbarui: 20 April 2024   07:19 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stigmata, sebuah fenomena yang menarik perhatian karena keberadaannya yang misterius dan mendalam. Bagi banyak orang, stigmata merujuk pada tanda-tanda luka yang diyakini sebagai manifestasi dari luka-luka Yesus pada tubuh seseorang secara tiba-tiba. Gereja Katolik menganggapnya sebagai mukjizat ilahi yang diberikan kepada orang-orang suci. Namun, keberadaan stigmata juga menimbulkan pertanyaan seputar validitas ilmiahnya. Apakah ada bukti yang mendukungnya?

Seiring berjalannya waktu, para ilmuwan telah mencoba untuk meneliti fenomena ini secara mendalam. Mereka mencari penjelasan yang rasional dan ilmiah terkait munculnya stigmata. Meskipun demikian, upaya ini masih terus menjadi subjek perdebatan di antara para peneliti dan masyarakat umum. Bagi beberapa orang, stigmata adalah hasil dari kondisi medis atau psikologis tertentu, sementara bagi yang lain, mereka mempertahankan pandangan spiritual tentang fenomena ini.

Dalam eksplorasi ini, kita akan menyelidiki lebih jauh mengenai stigmata, melihat dari berbagai perspektif untuk memahami fenomena ini dengan lebih baik.

Apa Itu Stigmata?

Stigmata adalah fenomena di mana seseorang memiliki luka yang menyerupai luka Yesus Kristus saat disalibkan. Ini termasuk luka paku di tangan dan kaki, luka tombak di lambung, luka di kepala karena mahkota duri, dan luka-luka penderitaan lainnya di seluruh tubuh. Bagi mereka yang percaya, stigmata dianggap sebagai tanda kesatuan spiritual dengan Tuhan yang tersalib. Orang-orang yang mengalami stigmata, yang disebut stigmatis, diyakini hidup dengan mempraktikkan keutamaan-keutamaan Kristus dan mencapai tingkat ekstasis spiritual dalam doa.

Meskipun banyak yang menganggap stigmata sebagai pengalaman spiritual yang kuat, ada beragam pandangan terkait fenomena ini. Beberapa melihatnya sebagai mukjizat yang menegaskan iman, sementara yang lain mungkin mencari penjelasan medis atau psikologis. Namun demikian, bagi umat Katolik, stigmata sering kali dianggap sebagai tanda kekudusan dan hubungan yang erat dengan Kristus.

Penelitian ilmiah tentang stigmata masih terbatas, dan fenomena ini tetap menjadi misteri bagi banyak orang. Namun demikian, minat terhadapnya terus berlanjut, dengan banyak yang mencari pemahaman yang lebih dalam tentang pengalaman spiritual ini.

 

Pandangan Gereja Katolik

Dalam pandangan Gereja Katolik, stigmata dianggap sebagai anugerah khusus yang diberikan oleh Allah kepada individu tertentu. Para stigmatis, yang sering kali dianggap sebagai orang-orang suci, mengalami pengalaman spiritual yang dalam. Mereka mengalami secara fisik luka-luka yang mirip dengan penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus, seperti luka paku di tangan dan kaki, luka tombak di lambung, dan luka di kepala karena mahkota duri. Pentingnya fenomena ini dalam pandangan Gereja Katolik adalah sebagai tanda persatuan yang kuat dengan penderitaan Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun