Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zigurat: Monumen Para Dewa Kebudayan Mesopotamia Kuno

23 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 23 Maret 2024   07:03 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zigurat, yang berarti 'puncak' atau 'tinggi', adalah bangunan kuno yang megah dan misterius. Dibangun ribuan tahun yang lalu, zigurat merupakan pusat kehidupan spiritual dan sosial di Mesopotamia. Mereka adalah tempat di mana langit dan bumi bersentuhan, tempat para pendeta berkomunikasi dengan dewa-dewa dan memohon berkah bagi masyarakat mereka.

Dengan desain yang unik dan konstruksi yang rumit, zigurat tidak hanya menunjukkan kecanggihan teknologi bangsa kuno tetapi juga kepercayaan religius mereka yang dalam. Setiap batu yang ditumpuk, setiap tingkat yang dibangun, adalah bagian dari upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada yang Ilahi.

Meskipun sekarang hanya tersisa reruntuhan, zigurat masih mempesona kita dengan keindahan dan keagungan masa lalu. Mereka mengingatkan kita pada peradaban yang pernah berkembang, pada orang-orang yang membangunnya dengan harapan dan doa, dan pada dewa-dewa yang mereka sembah. Zigurat adalah warisan yang tak ternilai dari kebudayaan Mesopotamia kuno, monumen yang menghubungkan kita dengan sejarah umat manusia yang kaya dan beragam.

Sejarah Zigurat

Awal Mula

Zigurat, yang muncul di Mesopotamia sekitar 3000 SM, adalah lebih dari sekadar struktur fisik; mereka adalah jantung spiritual dan sosial dari kota-kota kuno. Setiap zigurat adalah unik, mencerminkan kepercayaan dan praktik keagamaan dari kota tempat ia berdiri. Dengan desain berundak yang mencolok, zigurat tidak hanya mendominasi cakrawala tetapi juga kehidupan masyarakat.

Pembangunan zigurat adalah upaya kolektif yang melibatkan seluruh komunitas. Dari pengumpulan bahan baku hingga konstruksi akhir, setiap langkah dalam pembangunan zigurat adalah perwujudan dari dedikasi dan kerja keras. Ini adalah proyek yang membutuhkan perencanaan yang cermat dan sumber daya yang signifikan, sering kali di bawah pengawasan raja atau pemimpin agama.

Fungsi Religius

Dalam masyarakat yang sangat religius ini, zigurat berfungsi sebagai jembatan antara manusia dan dewa. Mereka adalah pusat kegiatan keagamaan, tempat di mana upacara dilakukan, doa diucapkan, dan persembahan dipersembahkan. Di puncak zigurat, yang sering kali diselimuti oleh awan, terdapat kuil suci yang dianggap sebagai kediaman dewa pelindung kota. Hanya imam dan penguasa yang diizinkan memasuki ruang suci ini, menjadikannya tempat yang misterius dan sakral bagi rakyat jelata.

Meskipun ribuan tahun telah berlalu sejak zigurat pertama kali dibangun, mereka tetap menjadi simbol dari kecanggihan dan kedalaman spiritual peradaban Mesopotamia kuno. Mereka mengajarkan kita tentang pentingnya tempat suci dan bagaimana arsitektur dapat mencerminkan dan memperkuat nilai-nilai sosial dan keagamaan suatu masyarakat. Dengan mempelajari zigurat, kita mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana manusia kuno berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka dan bagaimana mereka mencari untuk memahami dan menghormati kekuatan yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Zigurat, dengan semua misteri dan keagungan mereka, terus memikat kita, mengundang kita untuk menjelajahi dan menghargai warisan yang kaya dari salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun