Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Topeng Oni: Makna dan Penggunaannya dalam Kebudayaan Jepang

20 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 20 Januari 2024   07:04 2566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The 5 Best Oni Masks | Plus DIY Japanese Devil Mask Crafts - Product Reviews and Ratings (top5reviewed.com)

Sumber: Samurai Armor by Yojigraphics | 3DOcean (3docean.net)
Sumber: Samurai Armor by Yojigraphics | 3DOcean (3docean.net)

Penggunaan Topeng Oni dalam Festival dan Pertempuran

Topeng oni tidak hanya digunakan sebagai hiasan atau aksesori, tetapi juga sebagai perlindungan atau simbol kekuatan. Berikut adalah beberapa fungsi topeng oni dalam festival dan pertempuran:

- Dalam festival setsubun, topeng oni digunakan untuk mengusir roh jahat atau penyakit. Festival setsubun dirayakan setiap tahun pada tanggal 3 Februari. Pada festival ini, orang-orang melemparkan kacang kedelai sambil berteriak "Oni wa soto! Fuku wa uchi!" (Oni keluar! Keberuntungan masuk!). Pemakai topeng oni berperan sebagai oni yang diusir oleh orang-orang. Festival ini bertujuan untuk membersihkan diri dari hal-hal buruk dan menyambut hal-hal baik di musim semi.

- Dalam teater noh dan kabuki, topeng oni digunakan untuk menggambarkan karakter yang jahat, keras, atau kuat. Teater noh dan kabuki adalah bentuk seni drama tradisional Jepang yang menggunakan topeng sebagai salah satu elemen pentingnya. Topeng oni yang digunakan dalam teater noh disebut dengan shikami, yang memiliki alis tebal, mata sipit, hidung mancung, dan mulut terbuka. Topeng ini digunakan untuk mengekspresikan kemarahan atau keberanian. Topeng oni yang digunakan dalam teater kabuki disebut dengan koomote, yang memiliki wajah bulat, mata besar, hidung pesek, dan senyum lebar. Topeng ini digunakan untuk mengekspresikan keceriaan atau kelicikan.

- Dalam pertempuran, topeng oni digunakan untuk melindungi wajah pemakainya dari serangan musuh dan menakut-nakuti lawan. Topeng oni yang dipakai oleh samurai disebut dengan menpo, yang dirancang untuk melindungi wajah dan meneror ke jantung musuh. Topeng ini biasanya terbuat dari besi dan kulit, dengan lubang kecil di bawah dagu untuk mengalirkan keringat . Topeng oni yang dipakai oleh praktisi kendo (seni bela diri pedang) disebut dengan men, yang melindungi seluruh wajah, tenggorokan, dan bahu. Topeng ini biasanya terbuat dari bambu dan kulit, dengan kisi-kisi besi di depan mata untuk melihat.

Topeng oni tidak hanya digunakan dalam budaya tradisional Jepang, tetapi juga diadaptasi oleh beberapa seniman dan kreator modern Jepang. Topeng oni sering muncul dalam anime dan manga sebagai aksesori atau motif karakter. Topeng oni juga sering digunakan dalam film dan tato sebagai simbol kekuatan, keberanian, atau pemberontakan. Topeng oni juga sering muncul dalam game dan mainan sebagai karakter, item, atau tema.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan kamu tentang topeng tradisional Jepang yang unik dan menarik ini. Jika kamu ingin melihat contoh-contoh topeng oni yang indah dan menarik, kamu dapat mencari gambar-gambar di internet atau mengunjungi museum-museum di Jepang. Kamu juga dapat mencoba membuat topeng oni sendiri dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kertas, cat, dan gunting. Saya yakin kamu akan bersenang-senang saat membuat topeng oni.

Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Jika kamu suka, kamu bisa bagikan ke teman-teman kamu yang juga tertarik dengan topeng oni. Jika kamu punya pertanyaan, komentar, atau saran tentang artikel ini, silakan tulis di kolom komentar di bawah. Saya akan senang mendengar pendapat kamu. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun