- Bagian kedua (bab 8-12) menceritakan tentang asal-usul dan kehidupan Xuan Zang, seorang biksu Buddha yang ditugaskan oleh Gautama Buddha untuk mencari kitab suci di India. Ia berangkat dari Chang'an, ibu kota Dinasti Tang, dan bertemu dengan Sun Wukong di Gunung Hua. Ia juga bertemu dengan Zhu Bajie, seorang karakter berwajah babi yang pernah menjadi marsekal langit, dan Sha Wujing, seorang karakter rahib yang pernah menjadi jenderal langit. Mereka menjadi murid-murid Xuan Zang dan bersumpah untuk melindunginya.
- Bagian ketiga (bab 13-99) menceritakan tentang perjalanan Xuan Zang dan murid-muridnya dari Tiongkok ke India. Mereka harus melewati berbagai rintangan dan bahaya dari siluman-siluman jahat yang ingin menghalangi atau memakan Xuan Zang. Mereka juga mendapatkan bantuan dari beberapa dewa, Buddha, dan tokoh-tokoh baik lainnya yang membimbing mereka menuju pencerahan.
- Bagian keempat (bab 100) dengan singkat menggambarkan perjalanan kembali ke Kekaisaran Tang, dan akibatnya di mana setiap pelancong menerima hadiah berupa jabatan di birokrasi surga. Xuan Zang diangkat menjadi Buddha dari Kebenaran Kosong (空性佛), Sun Wukong menjadi Buddha yang Menaklukkan Setan (斗战胜佛), Zhu Bajie menjadi Dewa Pembersih Altar (净坛使者), Sha Wujing menjadi Arhat Emas (金身罗汉), dan naga putih menjadi Naga Kaisar (龙王). Mereka semua hidup bahagia dan damai di surga bersama para dewa dan Buddha.
Pesan Moral dan Nilai-nilai dari Novel Journey to the West
Novel Journey to the West memiliki banyak pesan moral dan nilai-nilai yang dapat kita pelajari, seperti:
- Nilai kerjasama dan persahabatan. Xuan Zang dan murid-muridnya saling membantu dan melindungi dalam menghadapi berbagai rintangan dan bahaya. Mereka juga menghormati dan mengikuti ajaran Buddha yang menekankan kasih sayang dan kedamaian.
- Nilai kesetiaan dan pengabdian. Xuan Zang dan murid-muridnya tetap setia pada misi mereka untuk mencari kitab suci Buddha meskipun harus mengorbankan banyak hal. Mereka juga taat pada perintah Buddha yang memberi mereka tugas suci tersebut.
- Nilai penebusan dosa dan pencerahan. Xuan Zang dan murid-muridnya merupakan siluman atau titisan dewa yang pernah berbuat salah dan dihukum oleh surga. Dengan mengikuti perjalanan ke barat, mereka berusaha untuk menebus dosa mereka dan mencapai pencerahan.
- Nilai keberanian dan kecerdasan. Xuan Zang dan murid-muridnya harus berani menghadapi berbagai siluman, raja, dan bahaya lain yang mengancam nyawa mereka. Mereka juga harus cerdas dalam menyelesaikan masalah dan memanfaatkan keahlian masing-masing.
Novel ini juga menunjukkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi lebih baik jika mau berusaha dan belajar dari pengalaman. Novel ini juga mengajarkan kita untuk menghargai keberagaman budaya, agama, dan pandangan hidup yang ada di dunia ini.
Adaptasi Novel Journey to the West