Sampek Engtay adalah salah satu legenda cinta paling terkenal dari Tiongkok, yang menceritakan kisah tragis antara dua orang yang bersumpah menjadi saudara, tetapi kemudian mengetahui bahwa salah satunya adalah seorang gadis. Kisah ini sering disebut sebagai Romeo dan Juliet versi Tionghoa, karena memiliki banyak persamaan dan perbedaan dengan kisah cinta klasik dari Italia tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang asal-usul, cerita, dan adaptasi dari legenda Sampek Engtay, serta nilai-nilai budaya, moral, dan sosial yang terkandung di dalamnya.
Asal-usul Legenda Sampek Engtay
Legenda Sampek Engtay berasal dari Tiongkok dan sudah ada sejak lebih dari 1460 tahun yang lalu. Legenda ini pertama kali ditulis dalam bentuk puisi oleh Zhang Du, seorang pejabat Dinasti Song, pada abad ke-11. Puisinya berjudul Liang Zhu (梁祝), yang berarti Liang dan Zhu, nama asli dari Sampek dan Engtay dalam bahasa mandarin. Puisi ini mengisahkan kisah cinta mereka yang terhalang oleh perbedaan status sosial dan kehendak orang tua.
Legenda ini kemudian berkembang menjadi berbagai versi dan adaptasi, termasuk drama, opera, film, dan novel. Legenda ini juga populer di Indonesia, dan sering dipentaskan oleh Teater Koma. Legenda ini juga menunjukkan kekayaan dan keragaman sastra dan budaya Tiongkok, yang telah berpengaruh besar pada Indonesia.
Cerita Legenda Sampek Engtay
Cerita romansa Sampek Engtay adalah sebagai berikut:
Engtay adalah seorang gadis kaya yang menyamar sebagai laki-laki untuk bisa bersekolah di Hangzhou. Di perjalanan, ia bertemu dengan Sampek, seorang pemuda dari Kuaiji, dan mereka berjanji menjadi saudara angkat. Selama tiga tahun, mereka belajar bersama di sekolah yang sama, dan Engtay jatuh cinta pada Sampek. Namun, Sampek tidak menyadari bahwa Engtay adalah seorang gadis, karena ia selalu memakai pakaian dan berperilaku seperti laki-laki.
Ketika Engtay dipanggil pulang oleh ayahnya untuk dinikahkan dengan anak Kapten Liong, ia memberitahu istri kepala sekolah tentang rahasianya dan meminta bantuannya untuk menjodohkan Sampek dengan "adik perempuannya" (yaitu dirinya sendiri). Sampek mengantar Engtay pulang, dan Engtay memberinya beberapa petunjuk tentang jati dirinya, seperti memberinya kalung sebagai hadiah pertunangan dan mengajaknya datang ke rumahnya untuk bertemu dengan adiknya.
Sampek baru menyadari bahwa Engtay adalah seorang gadis ketika ia sampai di rumahnya, tetapi terlambat, karena Engtay sudah dipaksa menikah dengan orang lain. Sampek sangat sedih dan akhirnya meninggal karena sakit hati.
Pada hari pernikahan Engtay, ia meminta untuk berhenti di kuburan Sampek dan berdoa. Ia memohon agar kuburan itu terbuka dan ia bisa bergabung dengan Sampek. Tiba-tiba, kuburan itu terbelah dan Engtay melompat ke dalamnya. Jiwa mereka berdua berubah menjadi sepasang kupu-kupu yang terbang bersama.