Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batu Filosofis: Asal Usul dan Misteri Keberadaannya

6 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 6 Januari 2024   07:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: DADaPalooza: Travelogue: London (part 5) The Making of Harry Potter (dadapalooza.com)

Batu filosofis adalah sebuah benda mitos yang menjadi tujuan utama dari alkimia, sebuah ilmu kuno yang menggabungkan berbagai unsur seperti kimia, fisika, astrologi, seni, metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama. Benda ini diyakini dapat mengubah logam biasa menjadi emas atau perak, dan juga memberikan keabadian bagi yang memilikinya. Namun, apakah batu filosofis benar-benar ada? Siapa saja yang mencoba mencari atau menciptakannya? Bagaimana cara membuatnya? Dan apa hubungannya dengan emerald tablet, sebuah teks hermetis yang konon berisi rahasia tentang batu filosofis dan transmutasinya? Dalam artikel ini, kita akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengulas asal usul dan misteri keberadaan batu filosofis.

Asal Usul Batu Filosofis

Batu filosofis adalah sebuah benda mitos yang telah ada sejak zaman kuno. Tidak ada yang tahu pasti kapan dan di mana batu filosofis pertama kali muncul, tetapi ada beberapa teori yang mencoba menjelaskannya. Salah satu teori adalah bahwa batu filosofis berasal dari Mesir kuno, karena bangsa Mesir kuno memiliki pengetahuan yang luas tentang kimia, metalurgi, dan sihir. Bangsa Mesir kuno menyebut negerinya "Kemi" dan dipandang sebagai penyihir sakti di dunia kuno. Kata alkimia sendiri berasal dari bahasa Arab al-kimiya atau al-khimiya (الكيمياء atau الخيمياء), yang mungkin berasal dari bahasa Yunani khumeia (χυμεία) yang berarti "mencetak bersama", "menuangkan bersama", "melebur", atau "aloy". Ada juga pendapat yang menghubungkan kata ini dengan kata "Al Kemi", yang berarti "Seni Mesir".  

Teori lain adalah bahwa batu filosofis berasal dari Yunani kuno, karena bangsa Yunani kuno memiliki pengetahuan yang tinggi tentang filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama. Bangsa Yunani kuno adalah orang-orang yang pertama kali menggunakan istilah "filosofis", yang berarti "cinta akan kebijaksanaan". Mereka juga memiliki banyak filsuf dan ilmuwan yang tertarik dengan alkimia, seperti Plato, Aristoteles, Democritus, dan Zosimos. Zosimos adalah salah satu alkimis Yunani yang terkenal, yang hidup pada abad ke-3 dan ke-4 Masehi. Ia menulis banyak teks tentang alkimia, termasuk tentang batu filosofis. Ia menggambarkan batu filosofis sebagai "batu yang tidak terbakar", yang dapat mengubah logam biasa menjadi emas atau perak, dan juga dapat menyembuhkan segala penyakit. Ia juga mengatakan bahwa batu filosofis adalah hasil dari proses alkimia yang disebut "peleburan", yang melibatkan empat elemen dasar, yaitu api, air, udara, dan bumi.  

Teori lain lagi adalah bahwa batu filosofis berasal dari Islam, karena bangsa Islam memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan alkimia. Bangsa Islam mewarisi pengetahuan alkimia dari bangsa Mesir dan Yunani, dan kemudian mengembangkannya dengan menambahkan unsur-unsur seperti matematika, astronomi, dan kedokteran. Bangsa Islam juga menyebarkan pengetahuan alkimia ke Eropa melalui perdagangan dan perang salib. Salah satu alkimis Islam yang terkenal adalah Jabir ibn Hayyan, yang hidup pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi. Ia dikenal sebagai "bapak kimia" dan "bapak alkimia", karena ia menulis lebih dari 3000 buku tentang alkimia, kimia, fisika, astrologi, dan farmasi. Ia juga menciptakan banyak alat dan metode alkimia, seperti distilasi, kristalisasi, kalsinasi, dan sublimasi. Ia mengklaim bahwa ia telah menemukan batu filosofis, yang ia sebut "batu merah", yang dapat mengubah logam biasa menjadi emas atau perak, dan juga dapat memberikan keabadian bagi yang memilikinya. Ia juga mengatakan bahwa batu filosofis adalah hasil dari proses alkimia yang disebut "takwil", yang melibatkan tiga prinsip dasar, yaitu belerang, merkuri, dan garam.  

Misteri Keberadaan Batu Filosofis

Batu filosofis adalah sebuah benda mitos yang tidak pernah ada bukti nyata bahwa ada orang yang berhasil menciptakannya. Namun, banyak orang yang mencoba mencari atau menciptakannya, termasuk para alkimis, ilmuwan, dan filsuf. Beberapa tokoh terkenal yang dikaitkan dengan legenda batu filosofis adalah:

- “Nicolas Flamel” adalah seorang penulis dan penjual naskah Prancis yang hidup pada abad ke-14. Ia mengklaim telah berhasil mengubah timah menjadi emas setelah menafsirkan sebuah buku alkimia kuno dengan bantuan seorang sarjana Spanyol yang menguasai Kabbala, sebuah teks mistik Yahudi. Setelah kematiannya, Flamel mendapat reputasi sebagai seorang alkimis yang memiliki batu filosofis dan mencapai keabadian. Ia juga muncul sebagai tokoh dalam seri novel Harry Potter. 

- “Albertus Magnus” adalah seorang ilmuwan dan filsuf Jerman yang hidup pada abad ke-13. Menurut legenda, ia dikatakan telah menemukan batu filosofis. Magnus tidak mengonfirmasi bahwa ia menemukan batu itu dalam tulisannya, tetapi ia mencatat bahwa ia menyaksikan pembuatan emas oleh "transmutasi". 

- “Isaac Newton” adalah seorang fisikawan dan matematikawan Inggris yang hidup pada abad ke-17. Ia terkenal karena hukum gerak dan gravitasi universalnya, tetapi ia juga memiliki minat rahasia dalam alkimia. Ia menulis banyak catatan tentang usahanya untuk menemukan batu filosofis, tetapi tidak pernah mengklaim bahwa ia berhasil. Baru-baru ini, seorang sejarawan menemukan sebuah manuskrip yang ditulis tangan oleh Newton yang berisi resep untuk membuat salah satu bahan penting yang diyakini diperlukan untuk menciptakan batu filosofis, yaitu merkuri filosofis.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun