Apakah kamu sedang mencari tempat wisata yang berbeda dari yang lain? Apakah kamu ingin merasakan suasana Jepang yang tenang, tradisional, dan alami? Jika ya, maka kamu harus mengunjungi Gujo Hachiman, sebuah kota kecil di Prefektur Gifu, Jepang, yang memiliki banyak daya tarik yang menarik dan unik. Kota ini adalah tempat yang cocok untuk kamu yang ingin melarikan diri dari hiruk pikuk kota besar, dan menikmati keindahan alam dan budaya Jepang yang asli.
Letak Geografis Gujo Hachiman
Gujo Hachiman terletak di daerah pusat Prefektur Gifu, Jepang, yang berjarak sekitar 80 km dari Nagoya, ibu kota Prefektur Aichi. Kota ini berada di lembah yang dikelilingi oleh pegunungan yang ditutupi oleh hutan lebat, sehingga memiliki pemandangan alam yang indah. Kota ini juga berada di dekat pertemuan antara Sungai Yoshida dan Sungai Kodaraga, serta aliran utama Sungai Nagara. Sungai-sungai ini membentuk pertahanan alami bagi kota ini, yang juga menguasai jalan utara-selatan yang menghubungkan Mino Tengah dengan Nagoya dan Gifu di selatan, dan Laut Jepang di utara, serta jalan timur-barat yang menuju Provinsi Hida di timur dan Provinsi Echizen di barat. Kota ini memiliki luas sekitar 851,21 km persegi dan populasi sekitar 48.000 jiwa. Kota ini memiliki ketinggian rata-rata sekitar 350 meter di atas permukaan laut.
Sejarah Gujo Hachiman
Gujo Hachiman adalah kota yang memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang mencerminkan perkembangan kota ini dari zaman Sengoku hingga zaman modern. Kota ini awalnya adalah kota perdagangan yang dikuasai oleh klan Tō, yang merupakan ahli puisi waka dan pengikut shogun Ashikaga. Pada tahun 1559, Endō Morikazu, yang berasal dari cabang klan Tō, menggulingkan klan Tō dan membangun kastil baru di Gunung Hachiman, yang kemudian menjadi Kastil Gujo Hachiman. Endō Morikazu meninggal segera setelah menyelesaikan pembangunan kastil, dan digantikan oleh putranya, Endō Yoshitaka.
Endō Yoshitaka kemudian menjadi pengikut Oda Nobunaga, salah satu pemersatu Jepang. Setelah kematian Nobunaga pada tahun 1582, Yoshitaka mendukung putra ketiga Nobunaga, Oda Nobutaka, melawan Toyotomi Hideyoshi. Namun, setelah pasukan Toyotomi mengalahkan Shibata Katsuie dan Nobutaka, Yoshitaka menyerah, dan Hideyoshi memberikan kastil kepada pengikutnya, Inaba Sadamichi. Di bawah Inaba, kastil direnovasi dan dimodernisasi dengan dinding batu. Setelah kematian Hideyoshi pada tahun 1598, Inaba awalnya mendukung Ishida Mitsunari, yang berperang melawan Tokugawa Ieyasu di Pertempuran Sekigahara. Namun, Inaba kemudian berbalik mendukung Tokugawa, dan tetap mempertahankan kastilnya.
Pada zaman Edo, kastil diberikan kepada klan Aoyama, yang merupakan vasal Tokugawa. Klan Aoyama memerintah kota ini selama lebih dari 250 tahun, dan membangun banyak fasilitas publik, seperti jembatan, kanal, dan sumur. Kota ini juga menjadi pusat industri sutera dan keramik. Pada zaman Meiji, kastil dihancurkan karena kebijakan pemerintah, dan kota ini mengalami kebakaran dan banjir. Namun, kota ini berhasil memulihkan diri dan menjadi salah satu kota bersejarah terbaik di Jepang. Kastil dibangun kembali pada tahun 1933 dengan kayu, dan menjadi salah satu kastil kayu tertua di Jepang. Pada zaman modern, kota ini dikenal dengan airnya yang jernih dan festival tari tradisionalnya, yaitu Gujo Odori, yang berlangsung selama 31 malam dari Juli hingga September. Kota ini juga terkenal dengan sampel makanan, yaitu replika makanan plastik yang sangat mirip dengan makanan asli, dan Gujo Ayu, yaitu ikan air tawar yang menjadi kuliner khas.
Daya Tarik Gujo Hachiman
Gujo Hachiman memiliki banyak daya tarik yang bisa kamu kunjungi dan nikmati, baik dari segi sejarah, budaya, maupun alam. Berikut ini adalah beberapa daya tarik yang wajib kamu masukkan dalam daftar perjalananmu:
- Kastil Gujo Hachiman, yang merupakan salah satu kastil kayu tertua di Jepang, dan menawarkan pemandangan indah kota dan pepohonan maple. Kastil ini juga ditetapkan sebagai kekayaan budaya berwujud kota. Kamu bisa melihat kastil ini diterangi oleh lampu pada bulan November, saat daun-daun berwarna merah dan kuning.