Banjir besar Tiongkok adalah salah satu tema mitologis yang mengisahkan perjuangan para pahlawan atau dewa untuk mengendalikan banjir yang melanda Tiongkok kuno. Banjir ini juga dianggap sebagai salah satu asal-usul Dinasti Xia, dinasti pertama di Tiongkok. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai apa itu banjir besar Tiongkok, siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat, dan bagaimana dampaknya terhadap sejarah dan kebudayaan Tiongkok.
Apa Itu Banjir Besar Tiongkok?
Banjir besar Tiongkok adalah suatu bencana alam yang terjadi sekitar milenium ke-3 SM pada masa pemerintahan Kaisar Yao, salah satu dari Lima Kaisar, yaitu penguasa-penguasa legendaris yang dianggap sebagai leluhur bangsa Tiongkok. Menurut legenda, banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi, yang menyebabkan sungai-sungai meluap dan menenggelamkan dataran rendah. Banjir ini berlangsung selama sekitar 22 tahun, dan mengancam kehidupan manusia, hewan, dan tanaman. Banjir ini juga mempengaruhi iklim, tanah, dan vegetasi di Tiongkok kuno.Â
Banjir besar
Banjir besar Tiongkok memiliki beberapa versi dan motif yang berbeda, seperti pencurian xirang, penggalian Gerbang Naga, pernikahan saudara, dan tenggelamnya kota-kota. Banjir ini juga memiliki kesamaan dengan kisah-kisah banjir besar lain di seluruh dunia, meskipun juga memiliki ciri-ciri unik atau fokus yang berbeda. Banjir ini merupakan salah satu tema utama dalam budaya dan sejarah Tiongkok, dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak karya sastra dan seni.
Siapa Saja Tokoh-Tokoh yang Terlibat dalam Banjir Besar Tiongkok?
Dalam mitologi Tiongkok, ada beberapa tokoh yang terlibat dalam peristiwa banjir besar Tiongkok, baik sebagai penyebab, penanggulang, maupun korban. Berikut adalah beberapa tokoh yang paling terkenal:
- Kaisar Yao: Ia adalah kaisar Tiongkok yang memerintah pada saat terjadinya banjir besar. Ia adalah salah satu dari Lima Kaisar, yaitu penguasa-penguasa legendaris yang dianggap sebagai leluhur bangsa Tiongkok. Ia dikenal sebagai kaisar yang bijak, adil, dan berbudi luhur, yang mengabdikan dirinya untuk kesejahteraan rakyatnya. Ia menugaskan Gun, ayah dari Yu yang Agung, untuk mengendalikan banjir, tetapi Gun gagal dalam tugasnya. Yao kemudian menyerahkan tahta kepada Shun, yang juga merupakan kaisar yang baik dan mulia.
- Gun: Ia adalah ayah dari Yu yang Agung, pahlawan yang berhasil meredakan banjir besar Tiongkok. Gun adalah seorang pejabat yang ditugaskan oleh Kaisar Yao untuk mengatasi banjir, tetapi ia gagal dalam usahanya. Ia mencuri xirang, tanah ajaib yang dapat berkembang tanpa batas, dan menggunakannya untuk membangun tanggul-tanggul di sepanjang sungai-sungai. Namun, tanggul-tanggul itu tidak mampu menahan air yang terus meluap, dan malah menyebabkan banjir semakin parah. Gun kemudian dibunuh oleh Shangdi, dewa tertinggi, sebagai hukuman atas kegagalannya.
-Â Yu yang Agung: Ia adalah putra dari Gun, dan pahlawan yang berhasil meredakan banjir besar Tiongkok. Yu meneruskan tugas ayahnya dan menerima xirang dari Shangdi, dewa tertinggi. Ia menggali kanal-kanal, membagi tanah menjadi sembilan provinsi, dan mengajarkan teknik pengendalian banjir kepada rakyatnya. Ia bekerja keras selama 13 tahun, tanpa pulang ke rumah, hingga banjir mereda dan rakyat sejahtera. Ia kemudian mendirikan Dinasti Xia, dinasti pertama di Tiongkok, dan menjadi kaisar pertamanya.