Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fangsheng: Tradisi Melepas Mahluk Hidup Masyarakat Buddha Mahayana Tionghoa

15 Desember 2023   07:00 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:08 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fangsheng adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, khususnya keturunan Buddha Mahayana, untuk melepas mahluk hidup ke habitatnya masing-masing. Fangsheng berasal dari bahasa Mandarin, yang berarti "melepaskan mahluk hidup". Tradisi ini dipercaya memiliki pengaruh baik bagi kehidupan dan keberuntungan orang yang melakukannya. Biasanya, Fangsheng dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti tahun baru Imlek, Qing Ming, Gui Yue, atau saat ritual tolak bala. Mahluk hidup yang dilepaskan bisa berupa penyu, kura-kura, ikan, atau burung. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahluk hidup lain untuk hidup dengan bebas dan bahagia.

Fangsheng juga merupakan salah satu bentuk penghormatan dan cinta terhadap alam dan hewan. Dengan melepaskan mahluk hidup dari kandang atau tempat penjara, kita menunjukkan bahwa kita menghargai hak mereka untuk hidup sesuai dengan alam semesta. Fangsheng juga bisa menjadi cara untuk menghindari pembunuhan mahluk hidup yang disebabkan oleh manusia. Namun, tradisi ini juga perlu dijaga agar tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan mahluk hidup sebagai sumber uang atau barang. Kita harus tetap sadar bahwa Fangsheng bukanlah permainan atau hiburan semata, melainkan sebuah ibadah yang harus dilakukan dengan hati nurani dan tanggung jawab.

Sejarah dan Asal Usul Fangsheng

Ritual Fangsheng pertama kali bermula dari tradisi Buddha Mahayana Tiongkok yang dipengaruhi oleh ajaran Buddha Mahayana India. Tradisi ini berkembang di Tiongkok sejak abad ke-4 Masehi, ketika para Buddha Mahayana mulai mengajarkan tentang reinkarnasi dan karma. Salah satu tokoh yang berperan penting dalam menyebarkan tradisi ini adalah Nagarjuna, seorang filsuf dan filsuf Buddha yang hidup pada abad ke-2 Masehi. Nagarjuna mengajarkan bahwa semua mahluk hidup memiliki potensi untuk bereinkarnasi dan mendapatkan kesempatan baru, sehingga kita harus menghormati dan menyayangi mereka.

Ritual Fangsheng kemudian menyebar ke berbagai daerah di Tiongkok, termasuk Jepang, Korea, Vietnam, dan Thailand. Di sana, ritual ini juga dipengaruhi oleh budaya lokal dan adat istiadat setempat. Misalnya, di Jepang, ritual Fangsheng biasanya dilakukan pada saat Qing Ming (Cheng Beng), yaitu hari raya peringatan kematian dan penghormatan terhadap leluhur. Di Korea, ritual Fangshen biasanya dilakukan pada saat Gui Yue (Cit Gwee), yaitu hari raya peringatan kematian dan penghormatan terhadap leluhur. Di Vietnam, ritual Fangsheng biasanya dilakukan pada saat Tết Nguyên Đán (Tet Nguyên Đán), yaitu hari raya peringatan kematian dan penghormatan terhadap leluhur. Di Thailand, ritual Fangsheng biasanya dilakukan pada saat Songkran (Songkran), yaitu hari raya peringatan kematian dan penghormatan terhadap leluhur.

Ritual Fangsheng juga menyebar ke negara-negara lain di dunia karena adanya hubungan budaya antara Tiongkok dengan negara-negara tersebut. Misalnya, di Amerika Serikat, ritual Fangsheng biasanya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa-Amerika sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya asli mereka. Di Indonesia, ritual Fangsheng biasanya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa-Indonesia sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya asli mereka.

Tujuan dan Manfaat Fangsheng

Tujuan dari Fangsheng adalah untuk melepaskan mahluk hidup ke habitatnya masing-masing agar mereka dapat mereguk kembali kehidupan alam yang bebas dan bahagia. Dengan demikian, kita memberikan kesempatan kepada mahluk hidup lain untuk hidup dengan bebas dan bahagia. Selain itu, kita juga menghormati hak mereka untuk bereinkarnasi dan mendapatkan kesempatan baru. Dengan melakukan Fangsheng, kita juga mendapatkan karma baik dan pengaruh bagi kehidupan dan keberuntungan kita. Fangsheng juga merupakan ritual tolak bala yang bertujuan untuk menghindari bencana alam atau musibah.

Manfaat dari Fangsheng adalah sebagai berikut:

- Menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang terhadap semua mahluk hidup, sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana.

- Membantu melestarikan spesies-spesies yang terancam punah, seperti penyu, kura-kura, ikan, atau burung.

- Mengembalikan keseimbangan ekosistem dan menjaga keanekaragaman hayati.

- Mendatangkan karma baik dan pengaruh bagi kehidupan dan keberuntungan bagi yang melakukannya.

- Merupakan ritual tolak bala yang bertujuan untuk menghindari bencana alam atau musibah.

Cara Melakukan Fangsheng dengan Benar

Fangsheng adalah tradisi melepaskan mahluk hidup ke habitatnya masing-masing agar mereka dapat hidup dengan bebas dan bahagia. Fangsheng memiliki manfaat spiritual dan etis, tetapi juga perlu dilakukan dengan hati nurani dan tanggung jawab. Berikut adalah beberapa tips untuk melakukan Fangsheng dengan benar:

- Bangkitkan motivasi bajik. Ingatlah bahwa tujuan Fangsheng adalah untuk menolong mahluk hidup yang menderita, tidak bebas, dan nyawanya terancam. Jangan melakukan Fangsheng hanya untuk mendapatkan karma baik atau pengaruh bagi kehidupan dan keberuntungan.

- Hindari memesan hewan untuk dilepas. Esensi dari Fangsheng adalah membebaskan mahluk hidup yang sudah terperangkap. Jika kita memesan hewan untuk dilepas, kita justru menyebabkan penderitaan bagi hewan lain yang ditangkap untuk menggantikannya.

- Pilih lokasi pelepasan yang tepat. Lokasi pelepasan hewan haruslah sesuai dengan habitatnya. Jangan sampai hewan yang ingin kita lepas mati karena gagal beradaptasi. Hindari juga area dekat permukiman untuk mengurangi risiko hewan ditangkap kembali atau juga mengganggu penduduk.

- Berhati-hatilah saat menangani hewan. Jangan menyakiti atau menakut-nakuti hewan yang akan dilepas. Gunakan sarung tangan atau alat bantu lain untuk menghindari kontak langsung dengan hewan. Jangan melepas hewan dalam kondisi yang sakit atau cedera. Bawa hewan ke dokter hewan jika perlu.

- Lepaskan hewan dalam jumlah yang wajar. Jangan melepas hewan dalam jumlah yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jumlah yang terlalu banyak bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dan persaingan antar hewan. Jumlah yang terlalu sedikit bisa menyulitkan hewan untuk berkembang biak dan bertahan hidup.

Risiko dan Tantangan Fangsheng

Fangsheng adalah tradisi melepaskan mahluk hidup ke habitatnya masing-masing agar mereka dapat hidup dengan bebas dan bahagia. Namun, Fangsheng juga memiliki risiko dan tantangan, terutama jika kita tidak melakukan Fangsheng dengan benar. Risiko dan tantangan tersebut antara lain:

- Mereka bisa menjadi sasaran mudah bagi pemburu liar atau pemangsa alami.

- Mereka bisa mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan, iklim, dan sumber makanan baru.

- Mereka bisa mengganggu keseimbangan ekosistem atau persaingan antar spesies.

- Mereka bisa menularkan penyakit atau parasit kepada populasi liar atau sebaliknya.

- Mereka bisa mengalami stres, trauma, atau depresi karena perubahan lingkungan.

Oleh karena itu, melepaskan mahluk hidup ke alam liar bukanlah hal yang mudah atau sederhana. Butuh proses panjang dan hati-hati untuk mempersiapkan mahluk hidup tersebut agar bisa hidup dengan bebas dan bahagia. Fangsheng adalah tradisi yang memiliki makna spiritual dan etis. Kita harus melakukan Fangsheng dengan hati nurani dan tanggung jawab, serta menghindari memanfaatkan mahluk hidup sebagai sumber uang atau barang.

Kesimpulan dan Saran

Fangsheng adalah tradisi melepaskan mahluk hidup ke habitatnya masing-masing agar mereka dapat hidup dengan bebas dan bahagia. Fangsheng berasal dari tradisi Buddha Mahayana Tiongkok yang dipengaruhi oleh ajaran Buddha Mahayana India. Fangsheng memiliki tujuan dan manfaat yang baik bagi kehidupan dan keberuntungan orang yang melakukannya. Fangsheng juga menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang terhadap semua mahluk hidup, sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana. Fangsheng membantu melestarikan spesies-spesies yang terancam punah, mengembalikan keseimbangan ekosistem, dan menjaga keanekaragaman hayati. Fangsheng juga merupakan ritual tolak bala yang bertujuan untuk menghindari bencana alam atau musibah.

Namun, Fangsheng juga memiliki risiko dan tantangan, terutama jika kita tidak melakukan Fangsheng dengan benar. Fangsheng bisa menyebabkan penderitaan bagi mahluk hidup yang ditangkap untuk dilepas, mengganggu keseimbangan ekosistem, menularkan penyakit atau parasit, atau membahayakan atau merugikan manusia atau hewan lain. Oleh karena itu, kita harus melakukan Fangsheng dengan hati nurani dan tanggung jawab, serta menghindari memanfaatkan mahluk hidup sebagai sumber uang atau barang. Fangsheng bukanlah permainan atau hiburan semata, melainkan sebuah ibadah yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan kebijaksanaan.

Saran yang bisa kita lakukan untuk melakukan Fangsheng dengan benar adalah sebagai berikut:

- Bangkitkan motivasi bajik. Ingatlah bahwa tujuan Fangsheng adalah untuk menolong mahluk hidup yang menderita, tidak bebas, dan nyawanya terancam. Jangan melakukan Fangsheng hanya untuk mendapatkan karma baik atau pengaruh bagi kehidupan dan keberuntungan.

- Hindari memesan hewan untuk dilepas. Esensi dari Fangsheng adalah membebaskan mahluk hidup yang sudah terperangkap. Jika kita memesan hewan untuk dilepas, kita justru menyebabkan penderitaan bagi hewan lain yang ditangkap untuk menggantikannya.

- Pilih lokasi pelepasan yang tepat. Lokasi pelepasan hewan haruslah sesuai dengan habitatnya. Jangan sampai hewan yang ingin kita lepas mati karena gagal beradaptasi. Hindari juga area dekat permukiman untuk mengurangi risiko hewan ditangkap kembali atau juga mengganggu penduduk.

- Berhati-hatilah saat menangani hewan. Jangan menyakiti atau menakut-nakuti hewan yang akan dilepas. Gunakan sarung tangan atau alat bantu lain untuk menghindari kontak langsung dengan hewan. Jangan melepas hewan dalam kondisi yang sakit atau cedera. Bawa hewan ke dokter hewan jika perlu.

- Lepaskan hewan dalam jumlah yang wajar. Jangan melepas hewan dalam jumlah yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jumlah yang terlalu banyak bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dan persaingan antar hewan. Jumlah yang terlalu sedikit bisa menyulitkan hewan untuk berkembang biak dan bertahan hidup.

Demikianlah artikel yang saya buat tentang fangsheng: tradisi melepas mahluk hidup masyarakat buddha mahayana tionghoa. Semoga artikel ini bermanfaat dan menarik bagi pembaca. Terima kasih telah membaca artikel ini.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun