Hitokiri adalah salah satu istilah yang sering muncul dalam sejarah dan budaya Jepang, terutama pada era Bakumatsu, yaitu periode antara tahun 1853 hingga 1867, ketika terjadi perubahan politik dan sosial yang besar di Jepang. Hitokiri adalah sebutan untuk pembunuh bayaran atau algojo yang menggunakan pedang sebagai senjata utamanya. Kata hitokiri secara harfiah berarti "pemotong manusia" atau "pembunuh manusia", karena kanji 人 berarti orang, sedangkan 斬 bisa berarti membunuh atau memotong.
Hitokiri adalah tokoh yang menarik dan misterius, karena mereka memiliki keahlian, keberanian, dan kekejaman yang luar biasa. Mereka juga memiliki cita-cita, idealisme, dan semangat nasionalis yang tinggi. Mereka menjadi alat untuk memperjuangkan kepentingan politik masing-masing pihak, baik yang mendukung Keshogunan Tokugawa maupun yang mendukung Restorasi Meiji. Mereka juga menjadi inspirasi bagi banyak karya fiksi, seperti film, manga, anime, dan video game.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang hitokiri, mulai dari asal-usul, karakteristik, peran, hingga nasib mereka di era Meiji. Kita juga akan mengenal empat hitokiri paling terkenal pada era Bakumatsu, yaitu Kawakami Gensai, Kirino Toshiaki, Tanaka Shinbei, dan Okada Izō. Mari kita simak bersama!
Asal-Usul Hitokiri
Hitokiri muncul pada era Bakumatsu, yaitu periode antara tahun 1853 hingga 1867, ketika terjadi perubahan politik dan sosial yang besar di Jepang. Pada masa itu, Jepang berada di bawah pemerintahan Keshogunan Tokugawa, yang telah berkuasa selama lebih dari 250 tahun. Keshogunan Tokugawa menerapkan sistem isolasi yang disebut sakoku, yang melarang hubungan dan perdagangan dengan negara-negara asing, kecuali dengan Belanda dan Cina.
Namun, pada tahun 1853, kedatangan Kapal Hitam yang dipimpin oleh Komodor Perry dari Amerika Serikat mengguncang Jepang. Kapal Hitam membawa tuntutan untuk membuka pelabuhan dan perdagangan Jepang dengan negara-negara Barat, yang dianggap sebagai ancaman bagi kedaulatan dan tradisi Jepang. Banyak orang Jepang yang menolak untuk tunduk pada tekanan Barat, dan mengusung slogan "Sonnō jōi" ("dukung kaisar, usir orang barbar").
Di sisi lain, ada juga orang Jepang yang menyadari bahwa Jepang harus beradaptasi dengan zaman dan melakukan modernisasi, agar tidak tertinggal dan terjajah oleh negara-negara Barat. Mereka mengusung slogan "Kaikoku" ("buka negara") dan "Bunmei kaika" ("peradaban dan pencerahan"). Mereka mendukung Restorasi Meiji, yaitu gerakan untuk menggulingkan Keshogunan Tokugawa dan memulihkan kekuasaan Kaisar Meiji.
Pada era Bakumatsu, terjadi perang saudara antara pihak yang mendukung Keshogunan Tokugawa dan pihak yang mendukung Restorasi Meiji. Pada masa itu, banyak samurai yang menjadi pembunuh bayaran atau algojo untuk membantu pihak yang mereka dukung. Mereka disebut hitokiri, yang berarti "pemotong manusia" atau "pembunuh manusia". Mereka menggunakan pedang sebagai senjata utama mereka, dan terkenal karena kecepatan, keahlian, dan kekejaman mereka.
Karakteristik Hitokiri
Hitokiri memiliki beberapa karakteristik yang membedakan mereka dari samurai biasa, yaitu: