- Memiliki kantung di perutnya, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan telur dan menyusui anaknya. Kantungnya dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan.
Habitat Ekidna Moncong Panjang Sir David
Ekidna moncong panjang Sir David hidup di daerah pegunungan di Papua Nugini, terutama di Pegunungan Cyclops dan Pegunungan Foja. Mereka menyukai habitat hutan hujan tropis yang lembab dan dingin, dengan ketinggian antara 1.300 hingga 4.000 meter di atas permukaan laut. Mereka juga dapat ditemukan di hutan bambu, hutan rawa, dan padang rumput.
Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan nokturnal, yang berarti mereka aktif pada malam hari dan tidur pada siang hari. Mereka tidur di sarang yang mereka gali di bawah tanah, di antara akar pohon, atau di balik batu. Sarang mereka biasanya berdiameter sekitar 30 cm, dan berkedalaman sekitar 1 meter. Mereka juga dapat berganti-ganti sarang sesuai dengan kondisi cuaca dan musim.
Makanan Ekidna Moncong Panjang Sir David
Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan pemakan serangga, yang berarti mereka memakan berbagai jenis serangga dan invertebrata lainnya. Mereka mencari makanan dengan menggunakan moncong mereka yang sensitif, yang dapat menembus tanah, kayu, dan sarang serangga. Mereka memakan mangsanya dengan menjulurkan lidah mereka yang panjang dan lengket, yang dapat mencapai 25 cm. Lidah mereka dapat mengeluarkan air liur yang berfungsi sebagai pelumas dan perekat.
Makanan favorit ekidna moncong panjang Sir David adalah cacing tanah, yang dapat mencapai 1 meter panjangnya. Mereka juga memakan rayap, semut, kumbang, ulat, siput, dan larva serangga. Mereka dapat memakan sekitar 200 gram makanan per hari, yang setara dengan 4% dari berat tubuh mereka.
Reproduksi Ekidna Moncong Panjang Sir David
Ekidna moncong panjang Sir David adalah hewan yang soliter, yang berarti mereka hidup sendiri dan jarang bertemu dengan ekidna lainnya. Mereka hanya bersosialisasi pada saat musim kawin, yang biasanya terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober. Pada saat itu, seekor ekidna betina akan mengeluarkan bau yang menarik perhatian ekidna jantan. Ekidna jantan akan mengikuti ekidna betina, dan membentuk antrian yang disebut "kereta ekidna". Antrian ini dapat terdiri dari dua hingga sepuluh ekidna jantan, yang bersaing untuk mendapatkan kesempatan kawin dengan ekidna betina.
Setelah kawin, ekidna betina akan menghasilkan satu butir telur, yang berukuran sekitar 1,5 cm. Telur tersebut akan dimasukkan ke dalam kantung di perutnya, dan menetas setelah sekitar 10 hari. Anak ekidna yang baru menetas disebut "puggle", yang berukuran sekitar 1,5 cm dan belum memiliki duri. Puggle akan tinggal di dalam kantung ibunya, dan menyusu dari susu yang keluar dari pori-pori di kulit ibunya. Puggle akan tumbuh dan berkembang di dalam kantung ibunya selama sekitar enam bulan, hingga duri mereka mulai tumbuh dan kantung ibunya menjadi terlalu sempit. Setelah itu, puggle akan ditinggalkan di dalam sarang, dan ibunya akan mengunjunginya setiap beberapa hari untuk memberi makan. Puggle akan mandiri setelah sekitar satu tahun, dan mencari sarang dan makanan sendiri.