Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pedang Goujian: Pedang Perunggu Legendaris yang Tajam dan Tahan Karat

28 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 28 Oktober 2023   07:02 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pedang Goujian adalah sebuah pedang perunggu yang terkenal karena ketajamannya, desainnya yang rumit, dan ketahanannya terhadap karat yang jarang ditemukan pada artefak seumurannya. Pedang ini umumnya dikaitkan dengan Goujian, salah satu raja terakhir Yue pada periode Musim Semi dan Gugur di Tiongkok kuno. Pedang ini ditemukan pada tahun 1965 di sebuah makam di Tiongkok. Meskipun sudah berusia lebih dari 2.000 tahun, pedang ini tidak memiliki jejak karat sama sekali. Bahkan, pedang ini masih sangat tajam sehingga dapat melukai jari seorang peneliti yang menyentuhnya. Pedang ini dianggap sebagai harta negara di Tiongkok saat ini, dan sama legendarisnya bagi orang-orang di China seperti Excalibur Raja Arthur di Barat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang sejarah, karakteristik, legenda, dan misteri yang menyelimuti pedang Goujian. Kita juga akan mengetahui mengapa pedang ini begitu istimewa.

Sejarah Pedang Goujian

Pedang Goujian berasal dari Kaisar Yue, yang dikenal sebagai Goujian, salah satu raja terakhir Yue pada periode Musim Semi dan Gugur (770-476 SM). Periode ini adalah salah satu periode paling kacau dan berdarah dalam sejarah Tiongkok, di mana banyak negara kecil saling berperang untuk merebut kekuasaan.

Goujian adalah seorang raja yang terkenal karena semangat juang dan kesetiaannya. Ia berhasil membalas dendam atas kekalahan dan penghinaan yang ia alami dari Raja Fu Chai dari Wu, yang pernah menjadikannya sebagai budak. Ia menggunakan berbagai strategi, termasuk mengirimkan wanita cantik bernama Xi Shi untuk merayu Fu Chai dan melemahkan negaranya. Ia juga berlatih keras dengan pedangnya, tidur di atas jerami, dan menjilat empedu untuk mengingatkan dirinya akan penderitaannya. Setelah 20 tahun, ia akhirnya mengalahkan Wu dan menjadi penguasa di daratan tengah.

Namun, kemenangan Goujian tidak memberikan kedamaian baginya. Ia terus hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, bahkan terhadap para penasihat dan teman-temannya. Ia memerintahkan Fan Li, menteri utamanya yang juga mencintai Xi Shi, untuk membunuh Wen Zhong, menteri lainnya yang setia padanya. Fan Li menolak perintah itu dan melarikan diri bersama Xi Shi, meninggalkan pedang Goujian sebagai hadiah perpisahan. Ia kemudian menjadi seorang pedagang kaya dan bijaksana, yang dikenal sebagai bapak ekonomi Tiongkok. Goujian sendiri meninggal dalam kesedihan dan penyesalan, tanpa menikmati hasil kemenangannya.

Pedang Goujian ditemukan pada tahun 1965 di sebuah makam di Tiongkok. Menurut pemimpin tim arkeologi yang bertanggung jawab atas penggalian itu, benda itu ditemukan di sebuah makam dalam kotak kayu kedap udara di sebelah sebuah kerangka. Pedang ini memiliki tulisan kuno pada bilahnya yang berbunyi: "Raja Goujian dari Yue membuat pedang ini untuk penggunaan pribadinya". Tulisan ini menunjukkan bahwa pedang ini dibuat sebagai hadiah untuk raja Goujian atau oleh raja Goujian sendiri.


Karakteristik Pedang Goujian

Pedang Goujian adalah sebuah pedang perunggu yang memiliki panjang 55,7 cm dengan lebar 4,6 cm. Panjang gagangnya 8,4 cm. Pangkal pedang Goujian berbentuk lempengan bulat yang pada lingkar dalamnya terdapat 11 alur lingkaran dengan pahatan yang halus. Pedang ini dihiasi dengan batu mulia glasir biru dan pirus pada pegangan pedang. Bilah pedangnya berbentuk belah ketupat menutupi kedua sisi pedang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun