Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Legenda Xu Fu dan Pencarian Pil Keabadian

18 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 18 Oktober 2023   07:17 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://vtwp-media.s3-accelerate.amazonaws.com/2022/12/xu-fu.jpg

Xu Fu adalah seorang tokoh legendaris dalam sejarah Tiongkok. Ia adalah seorang penjelajah dan ahli kimia yang hidup pada masa Dinasti Qin (221-206 SM) di Tiongkok kuno. Ia terkenal karena dikirim oleh Kaisar Qin Shi Huang untuk mencari pil keabadian di Gunung Penglai, sebuah pulau legendaris yang diyakini sebagai tempat tinggal para abadi dan makhluk mitos. Namun, ia tidak pernah kembali dari perjalanannya dan diyakini tiba dan meninggal di Jepang, di mana ia dihormati sebagai dewa Jofuku. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang legenda Xu Fu dan pencarian pil keabadian, termasuk latar belakang, perjalanan, nasib, dan pengaruhnya.

 Latar Belakang

Xu Fu lahir pada abad ketiga SM di negara Qi, salah satu dari tujuh negara besar yang bersaing untuk menguasai Tiongkok pada masa Zaman Negara Perang (475-221 SM). Ia belajar ilmu kimia dan pengobatan dari seorang guru bernama Wei Boyang, yang dikenal sebagai bapak alkimia Tiongkok. Ia juga belajar tentang geografi, astronomi, dan navigasi dari berbagai sumber. Ia menjadi ahli dalam membuat ramuan obat dan racun, serta menguasai teknik penyulingan, pemurnian, dan fermentasi.

Pada tahun 221 SM, Kaisar Qin Shi Huang berhasil menyatukan Tiongkok setelah mengalahkan enam negara lainnya. Ia mendirikan Dinasti Qin sebagai dinasti pertama yang berkuasa atas seluruh Tiongkok. Ia juga memulai berbagai proyek besar, seperti membangun Tembok Besar Tiongkok, menyusun hukum dan standar seragam, serta memerintahkan pembakaran buku dan penguburan hidup para sarjana.

Kaisar Qin Shi Huang juga terobsesi dengan mencari obat keabadian. Ia percaya bahwa ada pil keabadian yang dapat membuatnya hidup selamanya. Ia memerintahkan para ahli kimia kerajaan untuk membuat pil tersebut dengan menggunakan berbagai bahan, seperti merkuri, arsenik, emas, perak, dan mutiara. Namun, banyak dari pil tersebut malah beracun dan merusak kesehatannya.

Xu Fu adalah salah satu dari ahli kimia kerajaan yang ditugaskan untuk membuat pil keabadian. Ia berhasil mendapatkan kepercayaan kaisar dengan memberinya beberapa ramuan obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia juga memberitahu kaisar tentang Gunung Penglai, sebuah pulau legendaris yang diyakini sebagai tempat tinggal para abadi dan makhluk mitos. Ia mengatakan bahwa di sana ada tanaman kehidupan yang dapat memberikan keabadian kepada siapa pun yang memakannya.

Kaisar Qin Shi Huang tertarik dengan cerita Xu Fu tentang Gunung Penglai. Ia memerintahkan Xu Fu untuk memimpin sebuah ekspedisi untuk mencari pulau tersebut dan membawakan tanaman kehidupan untuknya. Ia juga memberikan Xu Fu banyak sumber daya dan dukungan untuk melaksanakan misinya.

Perjalanan

Xu Fu melakukan dua perjalanan untuk mencari Gunung Penglai. Perjalanan pertama dilakukan pada tahun 219 SM. Ia membawa 3.000 pemuda dan wanita yang dipilih secara khusus karena mereka masih perawan. Mereka dianggap sebagai korban persembahan atau pelayan bagi para abadi di Gunung Penglai. Ia juga membawa berbagai barang berharga, seperti emas, perak, sutra, permata, mutiara, gading, dan rempah-rempah. Ia mengarungi Laut Timur (Laut Kuning) dengan menggunakan kapal-kapal besar yang dilengkapi dengan layar dan dayung.

Namun, Xu Fu tidak berhasil menemukan Gunung Penglai. Ia menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya, seperti badai, arus, kabut, dan makhluk laut raksasa. Ia juga tidak dapat menentukan arah dengan tepat karena bintang-bintang tidak terlihat di langit. Ia hanya mengandalkan kompas magnetik yang belum sempurna. Ia akhirnya mendarat di beberapa pulau kecil yang tidak berpenghuni atau dihuni oleh suku-suku primitif. Ia mengambil beberapa tanaman dan hewan yang ia temukan di sana dan mengira bahwa itu adalah tanaman dan hewan ajaib dari Gunung Penglai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun