Salah satu pengaruh terbesar Jalur Sutera adalah penyebaran agama-agama dunia, seperti Buddha, Hindu, Zoroaster, Kristen, Islam, Manikeisme, Nestorianisme, dan lain-lain. Agama-agama ini menemukan pengikut-pengikut baru di berbagai wilayah yang dilewati oleh Jalur Sutera, dan juga saling berinteraksi dan beradaptasi dengan kebudayaan setempat.
Jalur Sutera juga menjadi sarana penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi antara Timur dan Barat. Beberapa contoh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipengaruhi oleh Jalur Sutera adalah:
- Matematika: angka nol, angka Arab, sistem desimal, aljabar, trigonometri, dan geometri berasal dari India dan Timur Tengah, dan kemudian diperkenalkan ke Eropa melalui Jalur Sutera.
- Astronomi: pengetahuan tentang bintang-bintang, planet-planet, gerhana, kalender, dan navigasi berasal dari China, India, dan Timur Tengah, dan kemudian dipelajari oleh para astronom Eropa melalui Jalur Sutera.
- Kedokteran: pengetahuan tentang obat-obatan, penyakit-penyakit, operasi, anestesi, dan akupuntur berasal dari China, India, dan Timur Tengah, dan kemudian dipraktikkan oleh para dokter Eropa melalui Jalur Sutera.
- Teknologi: penemuan-penemuan seperti kertas, tinta, kompas, bubuk mesiu, kembang api, meriam, cetak blok, dan cetak huruf berasal dari China, dan kemudian disebarkan ke Eropa melalui Jalur Sutera.
Jalur Sutera dan Perdagangan Indonesia
Indonesia juga memiliki peran penting dalam Jalur Sutera, terutama sebagai penghasil rempah-rempah yang sangat dicari oleh dunia Barat. Rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada, kayu manis, jahe, kunyit, dan lain-lain merupakan komoditas yang sangat berharga pada masa itu. Rempah-rempah digunakan sebagai bumbu masak, obat-obatan, pewangi ruangan, pengawet makanan, dan bahkan sebagai alat pembayaran.
Indonesia terhubung dengan Jalur Sutera melalui jalur laut yang disebut Jalur Rempah. Jalur ini menghubungkan antara Nusantara dengan India, Timur Tengah, dan Eropa. Pedagang-pedagang dari berbagai bangsa datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah dengan harga murah dari para penguasa setempat. Kemudian mereka menjualnya dengan harga tinggi di pasar-pasar dunia.
Perdagangan rempah-rempah melalui Jalur Rempah membawa pengaruh besar bagi Indonesia. Salah satunya adalah masuknya agama-agama dunia ke Nusantara. Agama Hindu dan Buddha datang dari India sekitar abad ke-4 Masehi. Agama Islam datang dari Timur Tengah sekitar abad ke-13 Masehi. Agama Kristen datang dari Eropa sekitar abad ke-16 Masehi.
Perdagangan rempah-rempah juga menarik minat bangsa-bangsa Eropa untuk menjajah Nusantara. Bangsa Portugis datang pertama kali pada tahun 1511 Masehi. Mereka menguasai Malaka dan beberapa pulau di Indonesia Timur. Kemudian bangsa Belanda datang pada tahun 1596 Masehi. Mereka mendirikan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada tahun 1602 Masehi. VOC menjadi perusahaan dagang yang sangat kuat dan menguasai hampir seluruh perdagangan rempah-rempah di Nusantara.