Minggu, 06 November 2022 diperingati sebagai hari ulangtahun seksi Bapa se-GKPS.Seksi inilah yang paling muda di GKPS. Dalam GBKU GKPS 1985 -- 1990 persekutuan kaum bapa masih berupa himbauan oleh Pimpinan Pusat GKPS untuk membentuk persekutuan Kategorial Bapa. Melalui Sidang Majelis Gereja  GKPS 10-12 November 1994 ditingkatkan menjadi Tumpuan Bapa GKPS, yang kemudian, yang secara resmi pertama kali dibentuk (sebagai seksi) pada tahun 1995, sesuai dengan Keputusan Pimpinan Pusat GKPS No.: 199/1-/tahun 1995 tanggal 8 April 1995 secara resmi menjadi Seksi Bapa GKPS.
Jika merujuk kepada sejarahnya, pasca dibentuknya seksi Pekabaran Injil (SPI) pada 1969-1990 diharapkan seksi Bapa-lah yang memotori semangat Pekabaran Injil dan setiap program yang sudah dicanangkan. Seksi Bapa memiliki peran yang mumpuni dalam mengejawantahkan semangat Seksi Pekabaran Injil. Itulah mengapa pada 1985-1990 dibentuk Persekutuan bapa di bawah pimpinan pusat GKPS.
 Oleh karena itu, setiap bulan November diperingati sebagai hari ulang tahun seksi bapa sekaligus bulan November disebut sebagai bulan penginjilan. Seharusnya Bapa-lah yang mengajak, memotori semangat penginjilan itu. Tapi, realita yang terjadi, dalam perjalanan sejarah dibentuknya persekutuan kaum Bapa sejak 1985 (juga sejak 1969 dibentuknya SPI) semangat Penginjilan itu mengalami kemerosotan/krisis, karena Gereja memfokuskan pelayanannya (ke dalam jemaat saja, pembangunan, atau bersifat internal saja).
Pertanyaan mendasar: Mengapa terjadi krisis/kemerosotan seperti itu? Jawaban utamanya adalah: Gereja kurang Membuka ruang kepada Jemaat, terkhusus Kaum Bapa. Apa yang dibangun oleh Pdt. J. Wismar Saragih dan pelopor terdahulu pada masa lampau sejak 1931 (Kongsi Laita), 1941 (Parguru Saksi Ni Kristus), dsb, sudah luntur bahkan hilang di telan zaman.
 Analisis saya dalam perkembangan Gereja-Gereja secara termasuk GKPS kurang mengedepankan yang namanya Pekabaran Injil dengan melibatkan segala unsur Kategorial, bukan saja para pelayan (tahbisan, non tahbisan), namun juga para jemaat yang sudah menerima keselamatan di dalam iman kpd Yesus. Padahal, tak akan ada Gereja (orang percaya) apabila misi PI tidak ada. Bisa dikatakan Misi PI adalah Jantung, Roh Gereja. Seharusnya itulah yang dikembangkan di masa kini dan masa yang mendatang. Sehingga kehadiran Gereja benar-benar membawa berkat dan kepedulian bagi semesta ini.
Diharapkan lah, kaum Bapa GKPS memilik kembali semangat penginjilan itu. Sebagai yang memotori Semangat PI itu, baik di tengah keluarga, Gereja dan masyarakat. Kaum Bapa sebagai imam di dalam keluarga, memiliki peran penting dlm perkembangan suatu keluarga. Kaum Bapa yang harusnya diteladani oleh anak-anak, menjiwai semangat misioner itu. Menjadi pemberita Kabar Baik di segala situasi zaman.
Menjadi perenungan bagi Kaum Bapa pun seluruh jemaat adalah: Apakah aku memiliki semangat PI itu? Atau aku hanya sebagai penikmat karya keselamatan tanpa memperdulikan keselamatan orang lain?Â
Semoga Seksi Bapa semakin menjadi teladan dan sebagai cermin bagi keluarga pun jemaat dalam mengemban amanat Agung Yesus Kristus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H