Mohon tunggu...
Andri Sbr
Andri Sbr Mohon Tunggu... Administrasi - Saung Tulis

Violet yang tegang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Portal Berita Pengulas Sampah dan yang Mengulas Sampah (Part 1)

22 Januari 2019   10:51 Diperbarui: 22 Januari 2019   10:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tentu persamaannya adalah sama-sama tentang sampah. Sebenarnya tidak semua tentang sampah. Tulisan ini hanya sekedar menghiperbolakan media yang saat ini "lebih banyak" menghiperbolakan berita ketimbang fakta.

Sejatinya portal berita bersifat memberitakan berita yang bersifat fakta. Andai kata ada yang berandai-andai dalam portal berita, lebih baik pengandaian itu dimasukkan dalam kolom pengandaian yang diberikan tanda itu tulisan masuk pengandaian dan sebaiknya tak usah masuk berita. Atau mungkin ada yang berusaha memaksakan pengandaian itu dipaksakan masuk dalam kolom opini, ya sudah, masukkan saja. Hanya saja dibuatkan keterangan, "ini merupakan kata-kata opini".

Anggaplah portal berita manapun tak akan mau dikacangi oleh penulis hebat sekalipun, apalagi  kacangi oleh saya yang hanya sekedar penulis karena menulis. Maksudnya ketka saya lagi naik angkot atau sekedar berbelanja dipasar saya tidak akan disebut penulis. Berbeda dengan Bapak Putu Wijaya, ketika misalnya ia sedang berenang pun ia masih disebut penulis. Apaan sih, pada ngerti gak ya?

Portal berita yang mengulas sampah berciri-ciri memberitakan kebenaran kepada masyarakat pembacanya bahwa jika memberitakan sampah atau "sampah", haruslah mengungkap fakta kesampahan "sampah" yang dimaksud. Jika rutenya sudah seperti ini, jangan adalagi pengandaian atau opini ini. Menyampahkan sesuatu berdasarkan opini adalah suatu kesampahan yang hakiki, juga berarti opini tersebut adalah sampah. Sebenarnya tak bisa dielakkan, portal berita yang sedang mengulasnya termasuk dalam portal berita sampah. Namun sebelumnya mari kita ingat lagi soal "dikacangi", mudah-mudahan anda paham.

Sempat santer isu meninggalnya salah satu pemuka agama di Indonesia. Rekan-rekan pembaca yang budiman pasti mendapatkan berita dari portal berita yang kira-kira judulnya begini,  "Ustad Ini Dikabarkan Meninggal". Itu yang jadi persoalan. Kita mendapatkan kabar dari portal berita yang mengabarkan bahwa mereka mendapat kabar  ustad tersebut meninggal.  Ketika para pembaca membaca berita ustad dikabarkan meninggal, jarang sekali dari pembaca mencari tahu yang mengabarkan itu siapa. Padalah "Sang Portal" hanya mengabarkan kabar, bukan mengabarkan fakta, dan yakinlah akhirnya kabar yang belum tentu benar tersebut membatu menjadi "fakta", yang kemudian dibantah. Dan bantahan ini pun menjadi berita lagi. Cie yang menang banyak...

Siapa?

Sok tau.. 

Mudah-mudahan rekan-rekan masih mendapatkan beritanya di portal berita kesayangan rekan-rekan untuk mencari tahu kredebilitas portal berita yang rekan-rekan sering baca.

Belum lagi berita tentang berita yang terpotong namun tidak dibuat keterangan bersambung. Hah, kali ini saya berniat memotong tulisan saya. *bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun