Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Hari Kartini, Teman-Temanku

21 April 2020   03:51 Diperbarui: 21 April 2020   14:25 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari kartini selalu diperingati  pada tanggal 21 April. Siapa itu kartini? Dia adalah Legenda nyata pejuang emansipasi wanita Indonesia.

Saya cukup tertarik dengan tokoh satu ini, Bagaimana ada seorang wanita yang pada jamannya hidup dalam tekanan budaya yang sangat ketat mau berjuang  demi kaumnya, agar mendapat kesetaraan hak dan kewajiban dalam mengecap pendidikan.

Ketika mahasiswa sekitar 13 tahun yang lalu, Kami memiliki kelompok diskusi yang kami bentuk atas dasar keresahan kami, agar  dapat terus belajar dan membaca tidak hanya dibidang keilmuan kami masing-masing saja tetapi membuka pemikiran kami akan luasnya ilmu pengetahuan.

Kelompok ini awalnya terdiri dari 9 orang akhirnya mengkerucut tersisa 7 orang karena ada yang lebih cepat lulus dan ada yang tidak konsisten untuk pertemuan rutin. Dari ketujuh orang tersebut saya tidak akan lupa tiga kartini yang luarbiasa dikelompok kami Lenni Silalahi ( Hokage kami dari FMIPA Unimed), Dahlia Manullang dan Bunga Sinaga (keduanya dari FKM USU).

Ketiga orang ini lah yang selalu terus konsisten menyerukan kesetaraan gender di kelompok kami. Pernah satu masa mereka mengusulkan topik kesetaraan gender karena bosan dengan topik-topik yang telah kami diskusikan selama ini. (Padahal saya paham maksud mereka sebenarnya, ingin menunjukkan eksistensi wanita dalam kelompok kami yang mayoritas lelaki).

Pada hakekatnya kami memiliki pemahaman yang sama tentang kesetaraan  gender dan perjuangan emansipasi wanita,  kita melihat bagaimana jaman telah menunjukkan wanita memiliki potensi yang sama dengan laki-laki. Kita melihat bagaimana wanita dapat berada pada posisi strategis di berbagai sektor tidak kalah dengan para pria.

Sangking menggebu-gebunya mereka mempresentasikan buku-buku yang mereka bawa, kami cuma bisa diam mendengar. "Kodrat wanita itu adalah melahirkan dan menyusui. Bukan mencuci,memasak dan dan meladeni pria diranjang !!!" Ucap mereka bergantian. "Jadi jangan pernah anggap wanita  hanya dibawah karena wanita juga bisa diatas" ucap salah satu diantara mereka  (saya lupa siapa yang ucapkan sangking panasnya diskusi saat itu).  

Seringkali juga memang wanita selalu menjadi   korban  dalam hal kekerasan seksual,  sudah diperkosa malah dicibirkan kemudian  ketika hamil malah harus membesarkan anak dari orang yang tidak dicintainya . Ketika wanita hamil diluar nikah masyarakat selalu mencibir seakan wanita tersebut paling berdosa,  padahal pihak pria pun bertanggung jawab besar terhadap kecelakaan tersebut.

Saya tak kan lupa gimana mereka bertiga mengamuk ketika saya memberi istilah bahwa wanita itu ibarat cawan sedangkan lelaki itu adalah cangkir, Karena Dalam kehidupan bermasyarakat Wanita akan selalu menjadi penampung segala dosa-dosa yang terjadi antara pria dan wanita. Ketika perceraian terjadi maka seringkali kita melihat masyarakat mencap wanitanya lah yang salah. 

Perjuangan kesetaraan gender masih panjang, belum lagi dengan pergeseran kodrat wanita yang tidak ingin menyusui anaknya demi menjaga tubuhnya agar tetap cantik, ataupun wanita-wanita baru yang merasa dirinya pria dan berhubungan dengan wanita lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun