Mohon tunggu...
Andri Saleh
Andri Saleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aku bukanlah siapa-siapa, hanyalah seorang lelaki 32 tahun, suami dari seorang istri, bapak dari dua anak. Aku pun bukan seorang penyair, hanyalah seorang pemimpi yang menuliskan mimpi-mimpinya dalam bentuk coretan di atas kertas :-)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Doa Remunerasi

17 November 2012   07:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:11 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai Yang Mengatur Segala Urusan. Jika remunerasi itu memberikan kebaikan dan keberkahan bagi kami, maka mudahkanlah. Namun jika tidak, berilah rezeki-Mu dari jalan yang lain. Sungguh, Engkau mengetahui yang terbaik bagi hamba-hamba-Mu. Kabulkanlah doa kami, wahai Sang Pemberi Rezeki. Karena hanya kepada Engkaulah kami mengabdi dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”.

***

Kawan, pernahkah terlintas ucapan doa seperti itu? Entah itu ketika selesai shalat di masjid, ketika kebaktian di gereja, atau ketika sembahyang di pura atau wihara. Tidak pernah? Atau sama sekali tak pernah terlintas di pikiran? Jika memang demikian, maka wajar saja jika kabar tentang remunerasi belum jelas hingga saat ini.

Remunerasi. Ini adalah sesuatu yang sangat dinanti-nanti oleh para PNS di beberapa instansi pemerintah. Salah satunya adalah instansi tempatku bekerja saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS). Sejak disetujui DPR pada pertengahan tahun lalu, remunerasi menjadi tema perbincangan yang hangat di setiap rapat internal BPS. Berapa besarnya? Kapan cairnya?

Hmmm. Aku pikir, itu wajar. Mungkin dengan remunerasi itu, banyak di antara pegawai BPS yang sudah menyusun rencana. Misalnya, melunasi cicilan utang, renovasi rumah, biaya berobat, sampai modal untuk menikah. Maklum, menurut kabar yang beredar, remunerasi yang dibayarkan dimulai dari awal tahun 2012.

Hingga saat ini, di penghujung tahun 2012, kabar tentang pencairan remunerasi masih belum jelas. Akibatnya, tidak sedikit pegawai BPS yang merasa resah. Mereka – mungkin termasuk aku – berharap agar remunerasi dicairkan sesegera mungkin. Berharap, itu adalah kata kuncinya.

Masalahnya, kepada siapa kita berharap? Berharap kepada Presiden? Kepada anggota DPR? Kepada pimpinan di BPS Pusat? Atau kepada pimpinan di BPS Provinsi? Jika memang mereka yang kita harapkan, itu sama saja kita berharap kepada makhluk. Padahal, makhluk itu tidak mempunyai kuasa sedikitpun, bahkan untuk dirinya sendiri.

Sejatinya, satu-satunya yang kita harapkan adalah Tuhan. Karena Dia-lah Yang Memberi rezeki dan Yang Mengatur segala urusan. Maka dari itu, dalam masa-masa menunggu kabar pencairan remunerasi ini, tinggalkan segala bentuk keluh kesah dan perasaan gelisah. Alangkah lebih baik jika kita banyak berdoa kepada-Nya. Doa tentang remunerasi.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun