Mari kita berimajinasi dan membayangkan kondisi ini: Anda pergi ke sebuah masa primitif manusia. Dunia yang dalam bahasa teknologi yang kita sebut sebagai nir-teknologi sophisticated (rumit dan canggih). Sebab, teknologi sudah eksis semenjak manusia ada meski itu paling sederhana. Anda pasti ingat teknik berburu dan meramu pelajaran sejarah jaman sekolah.
Lalu, tarik sekelompok manusia primitif itu, ajak mereka "wisata" ke jaman ini. Lalu silahkan Anda melakukan hal-hal seperti ini:
1. Minta mereka menikmati sebuah ruangan rumah selama 2 jam. 2 jam kemudian, Anda bercerita bahwa Anda mengetahui apa saja yang telah mereka lakukan di rumah itu, bahkan mendengar apa saja yang mereka ucapkan.
Sebenarnya Anda hanya telah menggunakan CCTV plus beberapa alat sadap suara.
2. Ajak mereka keluar, biarkan mereka menikmati indahnya taman dan cuaca. Lalu Anda buka sebuah aplikasi Weather dan sampaikan ke mereka bahwasanya nanti malam kemungkinan besar akan datang hujan.Â
Malam itu hujan memang turun, entah pukul berapa pas-nya.
3. Anda bercerita kemudian, tidak jauh dari lokasi rumah ini sedang terjadi sesuatu. Lalu ajak mereka ke lokasi itu, dan benar apa yang sedang terjadi sesuai cerita Anda.
Sebenarnya anda baru saja membaca berita online realtime.
Cukup. 3 hal ini saja dulu.
Lalu jika kemudian Anda menanyakan ke orang-orang primitif ini dengan pertanyaan: "Bukankah aku "maha mengetahui"?" Saya yakin mereka akan menjawab iya, dan bahkan akan cenderung ketakutan terhadap "ilmu" Anda. Kira-kira berikutnya mereka akan menyembah Anda? Bisa jadi. Atau malah menganggap Anda tukang sihir.
Inilah keluarbiasaan umat manusia. Dalam hitungan ribuan tahun, manusia bisa menjadi lebih canggih dibandingkan orang-orang sebelumnya. Apa yang dulu terlihat mustahil perlahan mulai nyata.