Karakter yang demikian haruslah dihilangkan sedini mungkin bila itu terdapat dalam diri anak-anak. Tetapi bila orang dewasa yang seperti itu, biarlah lingkungan dan alam yang mendidiknya.
Ada pula pertanyaan lain.
Siapa yang harus mengatakan maaf? Orang yang melakukan kesalahan?
Belum tentu. Minta maaf seyogyanya hanya untuk yang melakukan kesalahan.
Tetapi tidak ada salahnya bila mengatakan maaf dulu meski tidak melakukan kesalahan.
Contohnya saja saat bersenggolan secara tidak sengaja saat berpapasan di jalan. Meski dalam beberapa kasus, dapat diketahui siapa yang "salah". Namun, seringkali tidak diketahui siapa yang harus disalahkan sebab kedua orang tersebut melakukannya secara tidak sengaja dan tidak sadar. Sebab kalau sadar, tidak akan ada insiden demikian bukan?
Maka dalam hal ini, tidak ada salahnya bila kedua orang tersebut saling meminta maaf. Maaf karena saya telah menyenggolmu, bahkan hingga membuatmu terjatuh.
Kata maaf yang terucap membuat hubungan antar personal menjadi utuh kembali.
Meski tidak dapat utuh secara langsung, tetapi setidaknya membuka pintu dan jalan agar terjadinya keutuhan itu.
Masalah kecil jangan dibesar-besarkan. Masalah besar hendaknya dikecil-kecilkan.
Maka, susahkah minta maaf? Bersediakah kita meminta maaf?