Mohon tunggu...
Andri Krisna Rinaldi
Andri Krisna Rinaldi Mohon Tunggu... Guru - Guru jenjang SMK

Hoby saya sepak bola, bulutangkis, dan saya menyukai konten pendidikan dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

11 April 2023   21:54 Diperbarui: 11 April 2023   22:22 1964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3.1.a.8. Koneksi Antar materi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Kegiatan Pemantik

1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kutipan di atas, menegaskan bahwa seorang pendidik  selalu merasa serba salah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, apakah lebih penting menyelesaikan materi atau mengisinya dengan nilai-nilai moral dari pembelajaran. Namun demikian mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik ini berarti lebih utama mengajarkan nilai moral daripada menyelesaikan materi, karena murid yang mempunyai nilai moral yang baik akan mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Setiap pengambilan keputusan harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang universal, bertanggung jawab dan berpihak pada murid, dengan harapan dapat berdampak positif bagi lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah. Jadi suasana kondusif akan terbangun dengan sendirinya apabila kita menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang baik sesuai dengan tuntunan yang ada.

3. Bagaimana Anda seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru hendaknya menjadi panutan dan penuntun agar murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat Zamanya dengan platform merdeka belajar, dengan mengutamakan kebutuhan belajar murid berdasarkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional yang menjadikan murid dapat berkembang baik itu pengetahuan, maupun emosinya dapat terjaga dengan baik serta rasa empati yang tinggi akan sesama.

4. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan di bawah ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? jelaskan pendapat Anda !

Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis menurut Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Menurut saya maksud dari kutipan tersebut adalah suatu proses pembelajaran pada modul ini memberikan pencerahan dan pengetahuan cara mengambil keputusan yang bijak dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab, dan berpihak pada murid, dengan memperhatikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

Dengan berpedoman pada nilai-nilai, paradigma, prinsip dan 9 langkah tersebut yang akan menjadikan manusia lebih bijak dan berakhlak mulia dalam setiap pengambilan keputusan karena takut berbuat dosa apabila salah dalam pengambilan keputusan ini berarti masuk ke dalam bujukan moral yang harus kita hindari.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar materi):

1. Bagaimana filosofi Ki hajar Dewantara dengan pratap triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Dalam keadaan pengambilan keputusan pada sebuah kasus dilema etika, seorang pemimpin hendaknya berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka Pendidikan, yaitu Ing Ngarso Sung tulodo (menjadi teladan apabila disepan), Ing Madya Mangun Karsa (memberdayakan, menyemangati apabila di tengah), dan Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan positif dan memberikan tuntunan apabila di belakang) serta selalu mendasarkan pada setiap pengambilan keputusan berpihak pada murid dengan memenuhi kebutuhan murid, nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan keputusan, hal yang menjadi salah satu nilai kebajikan universal adalah pentingnya tanggung jawab, karena dampak dari sebuah keputusan akan mencerminkan sikap dan prinsip diri, dan akan menciptakan wellbeing dalam dunia pendidikan jika kita secara bijak bertanggung jawab dengan keputusan tersebut.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? apakah pengambilan keputusan telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? hal-hal ini tentunya bisa dibantu dengan coaching atau bimbingan yang telah dibahas pada modul sebelumnya

Coaching adalah sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, di mana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). 

Di mana salah satu kegiatan yang salah satu tujuannya untuk menggali potensi yang dimiliki seseorang, dengan bantuan sesi coaching diharapkan akan dapat mengarahkan mengambil keputusan yang positif dan berpihak pada murid yang solusi atas permasalahan tersebut si coachee sendiri yang menemukannya sedangkan coach hanya mengajukan pertanyaan yang berbobot untuk menggali potensi diri yang ada pada si coachee tersebut.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat di salurkan dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan cepat sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang memenuhi dan berpihak pada murid di kelas maupun di sekolah.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya murid. Untuk itu seorang pendidik harus bisa membedakan antara kasus dilema etika dengan kasus bujukan moral agar keputusan yang diambil sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat dapat dicapai jika dilakukan melalui 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yang akan berdampak pada keputusan yang diambil sesuai dengan aturan dan tidak bertentangan dengan aturan serta bisa mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, nyaman dan sehat.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang muncul dalam pengambilan keputusan di lingkungan saya adalah belum terbuka wawasan dan pengetahuan seseorang dalam memahami dasar-dasar dan prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan yang baik. Dan ini harus diberikan pengertian dan pemahaman yang baik berupa pengimbasan dan penerapannya dalam menghadapi setiap kasus yang ada kita bisa memberikan bantuan baik berupa materi maupun contoh kasus yang ada.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan akan berdampak positif jika yang kita lakukan dengan memetakan dahulu kebutuhan belajar murid lalu mengetahui kesiapan, minat, dan profil belajar murid, serta menerapkan pembelajaran diferensiasi konten, proses, dan produk karena setiap individu murid mempunyai karakter dan kebutuhan yang berbeda selanjutnya pembelajaran diferensiasi tersebut kita integrasikan dengan pembelajaran sosial dan emosional yang dalam pembelajarannya harus kita kembangkan 5 Pembelajaran Sosial dan Emosional.

Yaitu kesadaran diri, kesadaran social, keterampilan berelasi, manajemen waktu dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan demikian pembelajaran murid jadi lebih bermakna dan menuju kepada  merdeka belajar.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai pemimpin pembelajaran yang melakukan pengambilan keputusan yang memenuhi kebutuhan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi orang-orang yang merdeka, kreatif, aktif, dan inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka dan membentuk mereka untuk bertanggung jawab atas kehidupan mereka di masa depan.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Modul ini menjelaskan tentang pengambilan keputusan yang didasarkan pada tiga unsur, yaitu nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi, dan berpihak pada murid. Dan dalam setiap pengambilan keptusan hendaknya berpedoaman pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pegujian keputusan. 

Disamping itu Sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan sudah seharusnya kita harus melihat  dan berkaca pada filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap triloka, berlandaskan nilai dan peran guru penggerak, pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional, serta menerapkan keterampilan coaching yang baik.

11.Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dalam setiap kasus yang kita hadapi kita harus menelaahnya dulu ke dalam dilema etika ataukah bujukan moral kalau ternyata kasus tersebut masuk ke dalam dilema etika yang berdasarkan benar lawan benar maka bisa kita lanjutkan ke dalam 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan selanjutnya 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan tetapi apabila kasus tersebut masuk ke dalam bujukan moral yang mana ini benar lawan salah maka kita harus berpedoman pada prinsip uji legal dan uji regulasi agar kita bisa mengetahui bahwa keputusan yang kita ambil benar sesuai dengan aturan yang ada dan bukannya menabrak bahkan melanggar aturan.

Dan Hal-hal yang di luar dugaan adalah menurut saya bedanya sangat tipis sekali antara kasus dilema etika dengan kasus bujukan moral dengan mempelajari dan memahami modul 3.1 ini diharapkan kita sebagai pemimpin pembelajaran bisa membedakan dengan cermat mana permasalahan dilema etika dan permasalahan bujukan moral karena keputusan yang kita ambil akan berdampak besar pada orang banyak dan jangka panjang atau ke depannya nanti.

12.Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini ketika dihadapkan dalam situasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan moral dilema, saya lebih banyak berkonsultasi dengan rekan sejawat dan rekan senior lain serta meminta saran solusi yang terbaik dan bahkan saya bawak dalam rapat untuk mendapatkan suara terbanyak yang mendukung keputusan saya. Sedangkan bedanya di dalam modul ini kita diberi panduan dengan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

13.Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul 3.1 yang berupa Pengambilan Keputusan Berbasis nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpim saya biasanya dalam hal mengambil keputusan selalu bertanya pada rekan sejawat dan saya bawa dalam suatu forum rapat ataupun berdiskusi dengan semua stakeholder yang ada, setelah mempelajari modul ini saya selalu mencoba menganalisi  permasalahan yang ada dulu apakah masuk kedalam dilema etika ataukah masuk kedalam bujukan moral.

Setelah itu baru saya terapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, dengan penerapan keputusan yang ada di modul 3.1 ini berdampak positif terhadap proses maupun hasil dari keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral maupun secara agama yakni Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

14.Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting sekali sebagai individu saya jadi dapat memahami cara-cara pengambilan keputusan yang baik sedangkan sebagai seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan kita harus berhati-hati dan harus sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dilema etika dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar pengambilan keputusan yang kita ambil tidak merugikan orang banyak dan tidak bertentangan dengan aturan serta keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang universal. 

Dengan demikian kita tidak terjebak dalam pengambilan keputusan bujukan moral yang merupakan pengambilan keputusan benar lawan salah tetapi pengambilan keputusan berdasarkan dilema etika yaitu benar lawan benar walaupun satu sama lainnya saling betentangan ini yang harus kita kedepankan dan menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan agar dapat dipertanggung jawabkan terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun