KEBUDAYAAN SUKU BANGGAI
1.Suku Banggi
Suku Banggai merupakan suku asli yang mendiami kepulauan Banggai di kabupaten Banggai Kepulauan dan kabupaten Banggai di provinsi Sulawesi Tengah. Suku Banggai terdiri dari dua kelompok, yaitu suku Banggai Kepulauan yang berada di kabupaten Banggai Kepulauan provinsi Sulawesi Tengah, dan suku Sea-sea (atau suku Banggai Pegunungan) yang berada di daerah pegunungan di kabupaten Banggai provinsi Sulawesi Tengah.
2. Gogarafis
Secara geografis, Kabupaten Bangkep terletak di jazirah timur Sulawesi. Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelah selatan dengan Teluk Tolo, sebelah barat dengan Selat Peleng, dan sebelah timur dengan Laut Maluku.
Kabupaten Bangkep yang merupakan satu-satunya kabupaten maritim di Sulawesi Tengah itu terdiri dari 123 pulau. Lima pulau di antaranya berukuran sedang, yaitu Pulau Peleng (luas 2.340 km2), Pulau Banggai (268 km2), Pulau Bangkurung (145 km2), Pulau Salue Besar (84 km2), dan Pulau Labobo (80 km2). Adapun 118 lainnya adalah pulau-pulau kecil.
Dengan 123 pulau itu, Bangkep memiliki wilayah daratan seluas 3.160,46 km2 dan wilayah laut 18.828,10 km2 yang secara administratif terdiri dari 12 kecamatan, yakni 7 kecamatan di Pulau Peleng, 2 kecamatan di Pulau Banggai, dan 3 kecamatan lagi di pulau-pulau kecil lainnya.
3.Kebudayaan
Kembali pada tradisi Banggai, ada sangat banyak dari tradisi yang melekat dalam masyarakat yang memang sangat menarik, musik yang di antaranya; batongan, kanjar, libul dan lain sebagainya, juga ada tarian, yang termasuk Onsulen, Balatindak, Ridan dll, juga cerita rakyat atau legenda yang sangat banyak yang di kenal dengan nama Banunut, lagu atau puisi yaitu Baode, Paupe dan masih banyak lagi kesenian tradisional lainnya, ada beberapa tradisi ini yang masih dipegang secara menyeluruh dari suku Banggai, misalnya pada saat perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad saw, para masyarakat suku Banggai akan membuat sejenis kue yang di beri nama Kala-kalas, ada juga yang menyebutnya kaakaras. Kue ini tebuat dari tepung beras yang bentuk jadinya di goreng, dan kue ini sangat unik sekali, bahkan hanya akan di jumpai pada saat perayaan Maulid Nabi saw saja. Selain itu, masih banyak tradisi lainnya, Upacara Adat misalnya, upacara pelantikan Tomundo, upacara pelantikan Basalo, dan lain sebagainya.
Tradisi-tradisi dalam masyarakat pun bahkan beragam, masyarakat yang tinggal di tepian pantai dengan masyarakat yang tinggal di pedalaman akan memberikan suatu gambaran yang jauh berbeda, kesenian, upacara adat, bahkan kehidupan adat sehari-haripun tidak banyak menunjukan kesamaan, contohnya, ada sebuah upacara adat atau perayaan ketika para nelayan telah menangkap ikan, yang cara menangkapnya di kenal dengan nama sero, sedangkan di pedalaman akan ada penanaman sejenis Umbi yang memang satu-satunya di dunia ini hanya terdapat dan berasal dari Banggai, sehingga di kenal dengan nama Ubi Banggai, ini akan memberikan suatu cerita tersendiri yang sangat menakjubkan, yang di mulai dari proses hingga selesai, akan banyak sisi-sisi kehidupan tradisi yang memberikan gaya artistik yang sangat berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H