Mohon tunggu...
Happy Andrie
Happy Andrie Mohon Tunggu... profesional -

Pikiran, Ucapan dan Tindakan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Korupsi dan Rebutan Kekuasaan, Menjadi Bencana di Majapahit

25 Oktober 2015   09:58 Diperbarui: 25 Oktober 2015   09:58 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Setelah selama 200 tahun berdiri kokoh, Majapahit sebagai Kerajaan Pemersatu Nusantara akhirnya runtuh juga. Babad tanah jawi mencatat dalam Suryasengkala, Majapahit Sirna Ilang Kertaning Bumi (Hilang amblas ditelan bumi) sekitar tahun 1478 M. Tentu saja, keruntuhan ini bukannya tanpa sebab. Beberapa menyebutkan karena perebutan kekuasaan, hingga menyebabkan terjadinya perang paregreg (perang saudara).

Sebelum terjadinya paregreg, aroma perebutan kekuasaan memang sudah tercium sepeninggal Raja Hayam Wuruk pada 1389 M. Perseteruan  terjadi antar Wikramawardana (menantu Hayam Wuruk) dan Wirabumi (Putra Hayam Wuruk dari selir). Beberapa kelompok saling menggalang kekuatan demi merebut posisi strategis di kerajaan. Kondisi ini semakin menyulut permusuhan dalam lingkup keluarga Hayam Wuruk. Hingga akhirnya, kerajaan terpecah menjadi Kedaton Wetan dan Kedaton Kulon.

Ketegangan yang terjadi akhirnya menyulut terjadinya perang paregreg pada 1401 -1406. Semenjak saat itu, Majapahit semakin melemah. Pejabat kerajaan tak peduli lagi nasib negerinya. Korupsi terjadi dimana-mana, persis seperti yang terjadi di negeri kita saat ini. Gunung Penanggungan menjadi saksi bisu semua kekacauan ini. Gunung yang berada di utara Gunung Welirang ini dulunya dijadikan tempat persembunyian Erlangga dan Mpu Sindok dari serangan pemberontak Worawari. Di gunung ini pula, keduanya mengatur strategi untuk melawan para pemberontak. 

Sementara, ditengah carut-marut dan krisis multidimensi yang melanda, Majapahit diterpa rentetan bencana yang menyebabkan banyak kemunduran. Salah satu yang disebutkan dalam kitab Pararaton adalah 'Pagunung Anyar' yang maksudnya adalah, erupsi gunung lumpur ala semburan Lusi. Bencana yang terjadi di Jombang, Mojokerto dan Bangsal ini menyebabkan mundurnya fungsi Delta Brantas. Anehnya, semua bencana ini terjadi saat negeri dalam kondisi kacau sepeninggal Raja Hayam Wuruk.

Melihat semua kondisi diatas, apakah yang terjadi pada abad 14 silam persis seperti yang terjadi Indonesia saat ini ?

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun