Mohon tunggu...
andria septy
andria septy Mohon Tunggu... -

Hi, saya Andria Septy dari Samarinda. Suka banget dengan nulis dan nonton (apalagi film2 Korea & telenovela hahaha). Btw, visit my blog : www.theasandria.multiply.com www.theasenorita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari DeokMan

4 September 2010   07:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar dari Deok Man

Belajar dari Deok Man… Terinspirasi dari film yang gue tonton yaitu The Great Queen Seon Deok, film ini selain mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi bangsa Korea tapi banyak manfaatnya. Dan pelajaran-pelajaran yang banyak dipetik dari film ini salah satunya “Belajarlah… Tuntut Ilmu Setinggi-tingginya”. Okayyy… film ini emang nggak secara gambling bilang bahwa belajar itu penting. Karena tiap adegan diselimuti oleh kelicikan Mi-Shil, Dunia politik kerajaan, dan Petualangan si Deok Man. Secara garis besar cerita kolosal ini adalah petualangan Si Deok Man dan Metamorfosanya dari lahir sampai meninggal. (Benar-benar film yang mengharukan, endingnya menggetarkan jiwa & menguras air mata Hiks…Hiks… But anyway…Back To Topic… Aku kagum pada Deok Man! You Know-lah, di zaman kerajaan mana ada yang namanya sekolah!. Zaman dulu orang-orang cuman bekerja, cari uang buat makan, pokoknya yang penting bisa hidup! Entah itu penguasanya berbuat adil atau nggak? Pasrah aja menerima nasib. Dan orang zaman dulu mana bisa baca tulis selain kaum bangsawan. Begitupun Si Deok Man!. Dia sama sekali nggak sekolah… hidupnya terluntang-lantung di padang pasir. Iya…iya… emang sih Si Deok Man itu putri raja & kaum bangsawan pastinya, tapi’kan kondisinya pada waktu remaja adalah rakyat jelata. Diapun nggak tau tuh kalo dia putri raja. Apa yang Deok Man lakukan? Dia suka belajar, suka baca buku dan suka mempelajari hal-hal baru. Jadi hiduplah dia disuatu tempat di padang pasir sebuah daerah tempat penyinggahan para musafir yang datang dari berbagai penjuru negeri. Dikarenakan banyak orang yang singgah, maka dia terbiasa dengan bahasa asing. Jadi setiap ada orang asing, selalu dilayani dengan ramah dan tak lupa dia curi-curi ilmu sambil menyelam minum air. Setiap ada temen atau saudagar yang datang dari negeri seberang dia selalu dikasih buku… atau dia yang minta buku atau nggak boleh minta ya minjem! (Terlahir sebagai seorang yang cerdas dan suka belajar ilmu pengetahuan adalah modal dia menjadi seorang ratu di zamannya-red). Gara-gara hobinya itu dia nggak gampang dibodohi orang lain. Termasuk raja setempat. Coba kalo dia nggak punya sedikit aja usaha buat belajar dan menjadi rakyat jelata biasa yang cuman bisa pasrah? Mau Jadi apa dia?... dia nggak mungkin bisa mengalahkan Mi-Shil walaupun pada saat remaja dia nggak tau siapa tuh si Mi-Shil. (Yang belum nonton juga nggak tau’kan Mi-Shil itu siapa hehehe-red). Dan implementasi dari cerita itu dimasa sekarang adalah ya jangan malas-malas BELAJAR. Si Deok Man aja terus-terusan belajar walau hanya menggunakan lampu seadanya. Bayangin lampunya itu bukan lampu biasa seperti kita sekarang. (Yach tau sendiri-lah keadaan zaman dulu seperti apa…jadi nggak usah diperjelas lagi). Dan jangan salah! Buku-buku pun terbatas! Tergantung bagaimana kita mau berusaha buat mendapatkan itu buku. Kalo Deokman dengan pedekate dong!! Hehehe… Kalaupun nggak ada buku biasanya Deokman tidak malu-malu buat bertanya. Pokoknya rajin bertanya dagh… dia juga backpacker loh! Alias pengembara dan dia tau jalan pulang ke rumah dari padang pasir itu hanya melihat bintang-bintang dilangit. (Maklum jaman bahari belum ada jam & penunjuk arah hehehe). Di Indonesia ada kok contoh seperti Deokman. Ibu kita Kartini misalnya. Agak miris melihat kondisi yang berbeda antara jaman Deokman, Ibu kita Kartini dan sekarang?... Sekarang kita sudah banyak difasilitasi penunjang buat sekolah tapi kita malas. Padahal zaman dulu itu sekolah aja susah, tapi kok ada orang secerdas Deok Man yang mau belajar kapanpun ditengah-tengah situasi kondisi yang tak memungkinkan. Bayangin? Orang jaman dulu itu mana ada kesempatan buat sekolah. Sekarang ini sudah merata…Siapapun bisa sekolah. Kalau jaman dulu cuman orang-orang tertentu. Contohlah si Deok Man itu teman!. Biarpun dia mungkin bukan kaum bangsawan sekalipun tapi semangatnya itu loh nggak pernah mati!. Dia punya tekad… dan itu benar. Yang penting adalah tekad kawan! Dibarengi dengan usaha dan doa pastinya. ada di blog saya juga di : www.theasandria.multiply.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun