Mohon tunggu...
Septian Andrian
Septian Andrian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Novel segitiga bintang, karya perdanaku, tunggu karya selanjutnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Bentuk Solidaritas Penulis Muda untuk Tuhan, Kelud, Korban Kelud, Relawan dan Untuknya Sendiri

15 Februari 2014   17:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah puisi untuk saudara

Debu menabur mata menyipit
Sesak dada
Sendu tersirat dari wajah gelap nan gulita
Hati menangis
Mata mengalirkan lahar
Sirine menggaung meminta tolong
Petir menyambar menyapu-nyapu
Tuhan sayang dan mencintai
Tuhan mengerti, kita tidak
Semoga berkenti kau Kelud Sinabung
Jangan kau buat kami menangis mengais nyawa.

#Semangat buat para saudara di kaki kaki bisul bumi


Puisi untuk korban


Rubuh sudah rumahku
Rubuh sudah hatiku
Hancur telah hancur
Luruh telah luruh
Kini kumengais nyawa
dalam kubur kubur abumu
Akhir nyawaku
Awal busukku
sudah tercoret di atas kain kelabu

Untuk relawan Kelud

Kau kais kami
kau gendong kami
kau yang dikirim sang dewa dewi
Panas bukan halangan untuk mengikuti kata hati
abu yang menghujani menyemangati
kau tak takut mati
demi kami yang akan direnggut ilahi
kau relawan sejati
tanpamu kami akan mati
terimakasih pahlawan sejati


Untuk Kelud

Gelegar gelegar kemurkaanmu
kau bangun dan luluh lantakan
hancur lebur semua hingga kau putus nadi kebahagiaaan
nafasmu panas penuh debu
tidurlah tidurlah wahai kelud
kasihanilah kami yang telah terkubur debu pasir
Untuk penulis sendiri

Kau yang hanya bisa tuliskan puisi
kau yang takut mati
hatimu bergetar ketika yang di sana menggelegar
kau yang menangis sedih melihat saudara
kau yang terbalut abu panas
kini kau tahu apa arti hidup...
Mana nyalimu?
Mana tekadmu?
Tunjukkanlah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun