Mohon tunggu...
Andriani Matin
Andriani Matin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Walisongo Semarang

Listen music, watching movie

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Radikalisme dan Terorisme di Indonesia

13 September 2023   00:10 Diperbarui: 13 September 2023   00:13 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Radikalisme agama dapat menjadi faktor yang mempengaruhi seseorang untuk terlibat dalam tindakan terorisme. Ketika seseorang memiliki keyakinan agama yang sangat kuat dan menganggap dirinya sebagai penganut yang lebih "murni" atau "benar," itu bisa memicu keinginan untuk mengubah dunia sesuai dengan keyakinan tersebut. Ini dapat mengarah pada justifikasi penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan tersebut.

Salah satu contoh yang sering dikutip adalah radikalisme dalam Islam, yang dapat mengarah pada terorisme jihadis. Kelompok seperti Al-Qaeda dan ISIS menggunakan interpretasi radikal agama untuk meyakinkan para pengikutnya bahwa tindakan terorisme adalah bentuk jihad yang diperintahkan oleh Allah. Namun, penting untuk dicatat bahwa mayoritas orang yang radikal agama tidak terlibat dalam terorisme. Hanya sebagian kecil dari mereka yang akhirnya terlibat dalam tindakan kekerasan.

Faktor Penyebab Radikalisme Agama dan Terorisme

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan radikalisme agama dan terorisme, termasuk:

  • Faktor Sosial-Ekonomi: Kondisi sosial dan ekonomi yang buruk, seperti pengangguran, ketidaksetaraan, dan ketidakpuasan, dapat menciptakan lingkungan yang lebih subur untuk radikalisme agama dan terorisme.

  • Propaganda Ekstremis: Propaganda yang disebarkan oleh kelompok radikal dapat mempengaruhi pemikiran seseorang dan membujuknya untuk bergabung dengan kelompok tersebut atau terlibat dalam tindakan terorisme.

  • Alienasi Sosial: Orang-orang yang merasa terisolasi atau diasingkan dari masyarakat umumnya lebih rentan terhadap pengaruh radikalisme agama.

  • Krisis Identitas: Individu yang mengalami krisis identitas atau mencari tujuan hidup dapat menjadi target bagi kelompok radikal yang menawarkan jawaban atau tujuan yang sederhana dan tegas.

  • Konflik Politik: Konflik politik, terutama di wilayah yang memiliki dimensi agama, dapat memperkeruh radikalisme dan memicu tindakan terorisme.

Kesimpulan

Radikalisme agama dan terorisme adalah dua isu yang sangat serius dan kompleks dalam dunia kita saat ini. Penting untuk memahami bahwa tidak semua orang yang radikal juga terlibat dalam tindakan terorisme, dan radikalisme itu sendiri bukanlah tindakan kekerasan. Upaya untuk mengatasi masalah ini harus mencakup pendekatan yang luas, termasuk perbaikan kondisi sosial-ekonomi, pemahaman agama yang lebih baik, dan penanggulangan propaganda ekstremis. Selain itu, kerjasama internasional dalam menghadapi terorisme dan radikalisme agama juga sangat penting untuk menjaga keamanan dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun