[caption id="attachment_27737" align="alignright" width="300" caption="Jamaah haji Indonesia (KOMPAS/Heru Sri Kumoro)"][/caption] Seminggu lagi menjelang Lebaran Haji yang ditandai dengan wukuf di Arafah 9 Zulhijjah nanti, rasanya kita ummat muslim sudah mulai melakukan persiapan menyambutnya . Berbeda dengan Lebaran 1 Syawal yang membuat pasar Tanah Abang sesak karena tumpah ruahnya umat muslim mempersiapkan semua dari ujung kepala ke ujung rambut dengan perangkat yang serba baru. Persiapan lebaran Haji lebih menghidupkan suasana pasar tradisional terlebih dengan persiapan untuk pembelian daging qurban dan ibu-ibu yang menyiapkan bumbu dapur untuk meracik daging qurbannya nanti. Musim Haji yang begitu syahdu dengan wukuf bagi saudara kita yang menunaikan ibadah haji tentunya diiringi dengan pemberian daging qurban buat saudara2 kita yang masih belum beruntung. Selama dua bulan ini mobilitas saya di daerah Serpong menelusuri desa-desa lokasi penelitian mulai diringi dengan musim hujan. Tantangan awal bagi saya tentunya, tantangan berikutnya adalah: musim haji. Maklum acara Lansia semakin padat dengan pengajian dan pengantaran jemaah haji bagi saudara dan kerabat mereka. Padahal pengambilan data harus benar2 diambil saat Lansia rileks dan bisa menjawab pertanyaan dgn baik dari kuisioner yang diajukan. Jadi ditungguin lah Lansia itu sampai kegiatannya selesai, dan mereka siap menerima kita, bersyukur saya ditemani kader2 Posbindu Puskesmas yang selalu siap membantu selain sebagai penterjemah, juga sebagai driver karena kami menggunakan sepeda motor menyusuri kampung demi kampung. Karena penelitian saya melingkupi daerah pinggiran Jakarta, maka saat ini sudah mulai terlihat pedagang hewan qurban di tepi2 jalan. Mulai dari kambing yang kemarin saya liat, ada yang mungkin masih terlalu muda usianya untuk disembelih (abis kecil amat menurut saya, mungkin masih anak kambing deh). Sampai Sapi yang beratnya mencapai 450 kg, kabarnya harganya pun bisa sampai 12 jutaan. Wow..fantastis juga ya, tapi kalo dibeli sendiri emang mahal, makanya dalam berqurban harus patungan ama saudara/sanak family yang lagi, dengan ber delapan atau ber Sembilan orang, kan jadinya cukup murah kan. Pokoknya saat skrg sudah mulai ramailah para pedagang hewan qurban menjajakannya di pinggir jalan. Yang menarik, dari satu tempat pembelian hewan sering bersebelahan dengan penjual duren yang memang sekarang juga lagi musim duren. Seperti di jalan dari Desa Muncul menuju ke Buaran, wah..pedagang hewan qurban bersebalaahn dengan pedagang duren. Begitu hujan mengguyur, maka tak ayal lagi….. bau duren dan bau kotoran hewan beradu satu sama lainnya…Hm….Anda ingin mencobanya, silahkan lajukan kendaraan anda di pinggiran kota Jakarta, bagi yang menggunakan AC mobil, sebaiknya AC dimatikan dulu, biar sensasinya lebih terasa… Selamat mencoba…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H