Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi 69 Tahun HMI, Kreatifitas HMI untuk Indonesia

17 Februari 2016   15:40 Diperbarui: 17 Februari 2016   15:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, Rabu, 17 Februari 2016, PB HMI melaksanakan Seminar Nasional di Gedung Universitas Islam Asy-Syafi’iyah. Seminar Nasional yang dilaksanakan oleh Panitia Dies Natalis ke-69 HMI merupakan salah satu dari rentetan acara Dies Natalis HMI.

Edy Sofyan-ketua panitia- menyampaikan bahwa agenda seminar ini merupakan bentuk nyata HMI menjaga nilai-nilai intelektual sebagai salah satu budaya kader HMI. Budaya Kader HMI terbangun dari tradisi membaca, menulis, diskusi, pengabdian masyarakat dan aksi pengawalan kebijakan publik.

Edy menjelaskan bahwa seminar memberikan pengetahuan baru terkait tema yang nantinya membuka ruang-ruang diskusi. Bukan tidak mungkin peserta seminar lalu menuliskan hasil diskusi yang selanjutnya menjadi rekomendasi refleksi bagi HMI kedepan. Seminar bertema Refleksi 69 tahun HMI Kreatifitas HMI untuk Indonesia.

Sesuai dengan tema tersebut, panitia mengupayakan pemahaman bagi peserta dalam melihat sejarah HMI selama 69 tahun secara singkat. Lalu peserta memahami proses perjuangan kader HMI mencapai tujuan HMI dalam pengabdian sebagai kader ummat dan kader bangsa.

 

Mulyadi P Tamsir, Ketum PB HMI, dalam sambutannya menejelaskan bahwa 5 februari 2016 tepat HMI berusi 69 tahun. HMI telah menemani perjuangan berbangsa dan bernegara selama 69 tahun. Waktu yang cukup untuk membuktikan bahwa kontribusi HMI sebagai kader ummat dan kader bangsa menjadikan HMI sebagai salah satu aset Indonesia.

Mulyadi menjelaskan bahwa seminar ini bertujuan untuk melihat sejarah baik HMI maupun Lafran Pane dan mengambil pelajaran dari kehidupannya. Khususnya Lafran Pane bisa dijadikan referensi kehidupan pemuda dan mahasiswa. Ajaran-ajaran beliau terkait integritas dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Lafran Pane adalah pendiri sekaligus pejuang awal beridirinya HMI.

Kehidupan Lafran Pane yang sederhana namun gigih memperjuangkan peningkatan harkat drajat masyarakat paska kemerdekaan. Lafran Pane juga intens dalam forum-forum diskusi mahasiswa demi menyiarkan agama Islam dalam kehidupan mahasiswa yang bernuansa akademis.

Mulyadi mengingatkan bahwa tujuan dari seminar ini diharapkan bisa menjadi referensi para mahasiswa untuk mendalami perjuangan organisasi dalam mengabdi kepad ummat dan bangsa dalam kehidupan kepemudaan, kemahasiswaa, perguruan tinggi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun