Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bandel Berujung Sakit

17 April 2020   00:05 Diperbarui: 17 April 2020   00:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telinga Sakit Masih Ikut Diskusi, dokpri

Bandel, satu kata yang membuat aku menjadi pesakitan. Padahal kita tahu, membersihkan telinga itu harus hati-hati. Eeh, malah pakai cuttun Bud, alamat telinga sakit. Udah sakit, malah ikut diskusi online. Suara di headset pun membuat telinga bertambah sakit. Akhirnya? Aku harus istirahat selama tiga hari.

Dilain sisi, program #stayathome sudah berjalan lebih dari satu bulan. Akibatnya, aku sudah tidak tahu bagaimana mencari dana tambahan. Kalau situasi sudah seperti ini. Maka, aku hanya bisa berharap dan berdoa agar kondisi masyarakat global kembali membaik. Jika kondisi isolasi secara mandiri tetap berjalan. Aku tidak tahu bagaimana caranya kita bisa bertahan hidup.

Kondisi saat ini, setiap orang mengharapkan bantuan sosial. Kalau bantuan itu diperoleh melalui cara yang baik. Itu baik. Namun, jika tidak ada bantuan sosial secara merata. Masalah yang akan terjadi adalah hidup dengan menambah hutang. Masalah ini bisa memberatkan kehidupan masyarakat. Sebagian orang, pada situasi tertentu melanggar himbauan pemerintah. Mereka yang telah menganalisa potensi bagaimana bertahan untuk hidup. Kemudian, mereka pun pulang ke kampung masing-masing.

Kembali ke masalah yang aku bahas pada paragraf pertama. Jika orang merasakan sakit. Pada sisi lain, dia tidak memiliki potensi untuk melepaskan diri dari masalahnya. Kita hanya bisa berdoa, agar dirinya bisa sembuh dari penyakitnya. Kenapa? Karena paradigma yang berbeda terhadap masalah. Solusi yang masih belum dijalankan. Administrasi yang masih membebani seseorang. Semua akan menuju ke satu pertanyaan. Apakah arti dari kepemimpinan? Apa arti dari demokrasi? Apa arti dari hak untuk hidup?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun