Siang itu, aku masih males-malesan. Mungkin saja, aku terkena efek #dirumahaja #samasaya. Sehingga, aku pun dilema. Apakah aku harus sholat Zuhur dahulu. Ataukah aku membuat jus duluan. Setelah bercanda dengan istri. Akhirnya aku menetapkan pilihan untuk memblender alpukat terlebih dahulu.
Aku mengambil tiga buah alpukat. Belah dua, ambil isi, lalu masuk ke dalam blender. Tidak sampai disitu, aku tambahkan air putih, madu, dan gula pasir putih. Kenapa sih aku jadi rajin buat jus? Alasannya sederhana. Pertama, aku memang suka jus. Kalau nongkrong, sebelum covid-19 menyerang, ada saja waktu untuk minum jus. Pilihannya ada dua, mau jus atau kopi.
Nah, setelah mencari informasi ke mesin pencarian google. Ternyata, alpukat dan madu memiliki banyak khasiat. Okey lah, blender saja campuran madu dan alpukat. Jadilah aku menunggu beberapa saat. Setelah alpukat dan madu menyatu dan berbentuk cairan. Aku pun memutuskan untuk mengambil wudu. Lalu sholat Zuhur.
Istriku yang kemudian menyiapkan tikar dan perlengkapan untuk minum jus alpukat. Sejenak dia mengambil gelas, wadah blender alpukat ditiap angin. Alhasil, jus alpukat tumpah diatas tikar. Dengan rasa sedih, dia menghampiri ku yang sudah mengucapkan salam.
Anda pasti tahu, aku pun sudah paham. Pasti ada sesuatu. Dengan wajah sedih, dia mengatakan bahwa angin sudah mendahului kami. Disela-sela aku mendamaikan hati. "Kalau sayangku sholat terlebih dahulu, pasti jus alpukat engga akan tumpah," katanya.
Iya, itulah mungkin teguran dari Tuhan. Tapi, meskipun demikian, coba lihat bagaimana usahaku untuk membuat jus alpukat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI