Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Orang Baik Pilih yang Baik

24 Februari 2019   19:05 Diperbarui: 24 Februari 2019   19:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesta demokrasi mengajak semua orang untuk berpesta. Silahkan menari, menyanyi dan bergembira. Namanya pesta, semua yang ikut berpartisipasi sewajarnya merasa riang dan gembira. Bahagia dalam kebahagiaan yang sama. Begitulah pesta demokrasi hadir untuk membahagiakan masyarakat suatu negara.

Akan tetapi, ada kalanya pesta berakhir tragis. Layaknya pesta-pesta yang biasa kita lihat. Ada saja hadirin yang kelewatan batas. Kebahagiaan personal yang tumpah ruah mengganggu kebahagiaan komunal atau orang lain. Sehingga, tidak jarang kita melihat video yang memperlihatkan tauran atau perkelahian di pesta-pesta yang ada.

Begitu juga dengan pesta demokrasi. Dalam pemilu, peserta pemilu terkadang terlalu serius. Berusaha mencitrakan diri dengan membawa kabar baik. Lalu memberikan harapan bagi pemilih pada kondisi yang akan datang. Yaitu situasi kehidupan sosial yang lebih bahagia.

Akan tetapi, janji tinggallah janji yang sulit ditepati. Bahkan, karena terlalu asyik dalam alunan musik pesta demokrasi. Kita terkadang sulit membedakan, mana peserta yang baik dan yang terlihat baik. Sehingga, ada kalanya penyesalan datang ketika kerusuhan pesta demokrasi dengan berbagai alasan penyebab.

Apabila kita berusaha mengevaluasi pesta demokrasi. Maka, butuh waktu lima tahun. Pada saat pesta demokrasi yang akan datang. Barulah kita menilai peserta yang baik. Padahal, saat pemilu, semua yang berpesta terlihat baik. Jadi, potensi kita dikelabui oleh orang yang pura-pura baik akan terjadi lagi.

Sebelum melanjutkan tulisan ini. Saya ingin mengajak teman memahami apa yang ada dalam pikiran ini. Silahkan melihat video berikut.


Untuk memastikan peserta pemilu itu datang dengan kabar bahagia. Lalu menawarkan program untuk membuka jalan kebahagiaan. Kita harus memastikan dahulu. Apakah profil peserta pesta demokrasi itu memang memiliki latar belakang yang menjanjikan kebahagiaan. Atau dia hanya mengulang kembali politik pragmatis yang membuat pemilih bosan dengan politik.

Bila kita tidak bisa mencari informasi yang lebih detil terkait peserta pesta demokrasi. Maka, kita boleh mengambil opsi melihat siapa keluarga dan teman-temannya. Karena ada peribahasa tua yang berbunyi: "orang baik berasal dari keluarga baik-baik" dan "orang baik berteman dengan sesama orang baik".

Dengan demikian, kita bisa menguji kebaikan peserta pesta. Apakah dia memiliki kebaikan dalam dirinya atau tidak. Jika cara itu juga terasa sulit. Maka, ada pilihan terakhir, coba lihat profil tim pemenangannya. Dengan menggunakan peribahasa "orang baik berteman dengan yang baik," maka kita bisa mengukur kebaikan si peserta.

Alasannya, tim pemenangan biasanya diambil dari orang-orang di daerah pemilihan. Orang-orang dalam tim tersebut adalah mereka yang kita kenali dan tahu betul bagaimana kehidupannya sehari-hari. Apabila tim pemenangannya adalah orang-orang yang baik, jujur dan berintegritas serta memiliki komitmen. Ada potensi bahwa peserta pesta demokrasi yang mereka dukung adalah orang baik, jujur, komitmen dan berintegritas pula.

Selamat menikmati pesta demokrasi lima tahunan. Namanya pesta, jangan sampai ada air mata dan kekerasan. Karena pesta itu kata positif yang dekat dengan makna bahagia.

dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun