Minggu malam terjadi ledakan. Memberikan tanda tanya, "apakah ada hubungan dengan kegiatan debat kandidat calon presiden?" Apapun latar belakangnya, aksi ledakan dalam bentuk apapun oleh siapapun mengganggu pesta demokrasi yang seharusnya aman dan damai.
Kita menyayangkan ada pelaku usil yang mengancam kedamaian pemilu. Siapapun orangnya, ledakan itu menimbulkan kecurigaan dan saling tuduh. Apalagi nitizen sulit membedakan perbuatan seseorang atau kelompok dengan pemilu. Selalu ada masalah akibat status media sosial dan cuitan twitter yang menambah runyam politik dunia maya.
Selain itu, dari pihak kepolisian, masalah ledakan minggu malam harus diselesaikan dengan cepat. Siapa, mengapa, bagaimana dan kenapa ada gangguan terdahap penyelenggaraan debat capres. Tidak ada waktu istirahat bagi tim ahli Polri untuk menyelesaikan ledakan. Harus cepat dan seketika. Sehingga tidak membuat gaduh di media sosial.
Demi menjaga keamanan pemilu, maka ada baiknya seluruh kegiatan nonton bareng dikawal oleh polisi. Selain itu, badan intelijen negara (BIN) perlu menganalisis hasil temuan polri atas ledakan. Apakah ada potensi teror dan bagaimana antisipasinya. Jangan sampai kegiatan masyarakat yang bergembira untuk menonton debat harus berubah menjadi tangis darah warga negara Indonesia.
Kepada Jokowi dan Prabowo, keduanya harus cepat memerintahkan tim untuk menyiapkan bahan atas ledakan minggu malam. Perlu ada kalimat yang mendinginkan potensi panas dan ancaman. Begitu juga elit politik beserta partai pendukung. Jangan ada tuduhan dan pertikaian komentar dengan menggunakan kejadian ledakan.
Semua pihak harus mendukung pendinginan dan memusatkan perhatian pada upaya-upaya pencegahan potensi gesekan antar pendukung. Begitu juga kementerian komunikasi dan informasi, Google, Facebook, Twitter, Line, dan cyber Polri untuk mencek postingan atau konten yang mengarah pada hoax akibat ledakan.
Kita juga perlu selalu awas terhadap masalah. Butuh bantuan seluruh tokoh agama, adat, politik, pengusaha, kepala daerah, aktivis dan media yang selalu memberikan pernyataan yang bisa menenangkan kedua kubu. Jangan takut kepada teror, karena hidup kita sudah terbiasa susah dan berat dari pada masalah teror itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H