Mohon tunggu...
Andrian Habibi
Andrian Habibi Mohon Tunggu... Konsultan - Kemerdekaan Pikiran

Menulis apapun yang aku pikirkan. Dari keresahan atau muncul untuk mengomentari sesuatu. Cek semua akun dengan keynote "Andrian Habibi".

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Merekayasa Debat Kandidat

14 Februari 2019   02:12 Diperbarui: 14 Februari 2019   07:45 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debat kandidat calon presiden untuk pertemuan kedua tinggal dua hari lagi, (17/2). Calon presiden, Joko Widodo siap menghadapi Prabowo Subianto. Pertarungan antar capres yang sudah ditunggu-tunggu publik. Timbul pertanyaan, bagaimana Jokowi dan Prabowo menyiapkan diri? Apalagi pasca evaluasi debat pertama yang menyisakan banyak kekecewaan.

Selain dari evaluasi, debat kedua meninggalkan pekerjaan rumah, yaitu Jokowi dan Prabowo harus memiliki gudang jawaban. Alasan sederhana. Karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan untuk merahasiakan kisi-kisi pertanyaan debat. Dengan demikian, Jokowi dan Prabowo harus menyiapkan jawaban dari prediksi pertanyaan. Jikalau perlu, dua calon presiden ini membutuhkan lebih dari sekedar kunci jawaban. Mereka butuh lebih dan itu menantang nalar calon presiden.

Bila kita mengulas ulang kejadian pada debat pertama. Jokowi dan Prabowo dinilai belum cukup menyampaikan program kerja. Bukannya memberikan solusi dan ide gemilang. Dua kandidat seakan tidak paham bagaimana memberikan jalan keluar masalah yang ditanyakan. 

Sungguh mengecewakan, Jokowi dan Prabowo seperti kurang meyakinkan untuk menduduki kursi peserta debat calon presiden. Padahal kedua calon telah bertarung sebagai pemenang dan oposisi selama lima tahun terakhir.

Sumber foto www.pixabay.com
Sumber foto www.pixabay.com
Oleh karena itu, baik Jokowi maupun Prabowo butuh stimulus dan ide sederhana dengan konsep jawaban yang singkat, padat. Akan tapi memiliki rekam data terbaru dan benar. Sehingga, penonton debat kandidat meyakini bahwa kedua calon mampu menjawab karena paham. Bukan karena menjawab pertanyaan atas dasar hafalan. 

Ingat, Jawaban yang pasti dan berbobot bisa terlihat saat memberikan solusi. Apabila kedua calon berbasil menampilkan paslon yang tidak menghapal jawaban.

Jokowi dan Prabowo harus mengingat bahwa para founding fathers adalah pemikir yang memiliki konsep alami. Sehingga, beban penerus harus mampu melanjutkan kemampuan mengurai kata yang begitu dalam. Agar para pendiri bangsa bisa tenang di alam penantian.

Sebagai bahan pertimbangan dan demi memberikan saran kepada kedua calon. Ada baiknya, bila Jokowi dan Prabowo meminta rekayasa debat. Jadi, Tim pemenangan pun berupaya untuk mengondisikan sebuah ruangan yang menyerupai forum debat kandidat. Seperti merancang bentuk tata ruang, penonton kritis/penganggu, panelis yang seram, moderator yang tegas dan sebagainya. Tujuan rekayasa debat adalah untuk membiasakan diri calon, sebelum perdebatan nyata.

Langkah selanjutnya, jadwal dan praktek latihan debat dengan forum yang cukup mirip, antara rekayasa ruangan dan kenyataan, memberi kesempatan bagi kedua calon mengevaluasi penampilan debat pertama dan proyeksi debat kedua. Sebagai misal, bila jawaban dan gaya tubuh terasa kurang bagus di debat perdana. Maka, Tim perekayasa debat langsung mengajarkan cara bagaimana jawaban yang spontan dam gerak tubuh yang menguatkan kesan jawaban secara alami.

Sumber foto www.pixabay.com
Sumber foto www.pixabay.com
Rekayasa situasi debat memiliki manfaat lain. Seperti memberikan efek tekanan psikis kepada calon. Sehingga, debat kedua terasa biasa saja tanpa ada beban. Hal ini dirasa perlu mengingat semua, siapapun itu, kesulitan menjelaskan sesuatu atas pertanyaan. Terlebih jawaban harus mempertimbangkan alokasi waktu yang sedikit. Meskipun kebiasaan kita dan juga calon dalam pidato membutuhkan penjelasan dan waktu lama. Jadi wajar saja jika calon sulit menyesuaikan dengan acara debat.

Namun, rekayasa pra-debat harus berhasil merancang usaha mengurangi kesalahan-kesalahan di debat perdana bulan lalu. Kemudian, Jokowi dan Prabowo perlu meluangkan waktu untuk menonton ulang video debat calon presiden di pemilu yang lalu maupun tayangan debat perdana. Targetnya adalah membaca cara bagaimana saingan menjawab dan menyerang melalui pertanyaan yang menikam ke data-data terverikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun