Sejak bulan Maret 2020, kasus COVID-19 mulai muncul di Indonesia dan berlanjut hingga sekarang. Hampir seluruh lapisan masyarakat ikut terdampak pandemi COVID-19. Mulai dari merosotnya usaha yang dijalankan, pemberlakuan WFH (Work From Home), hingga banyaknya karyawan yang “dirumahkan”. Untuk mengatasi kasus COVID-19 yang terus melonjak, pemerintah melakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) hingga sekarang. Kebijakan tersebut diberlakukan hampir seluruh wilayah termasuk Kabupaten Lumajang.
Kurangnya literasi masyarakat dalam mencerna informasi menjadi salah satu penyebab protokol kesehatan kurang ditaati. Masih banyak masyarakat Lumajang terutama Desa Kabuaran yang menyepelekan penggunaan prokes COVID-19. Hal tersebut yang memotivasi saya melakukan program KKN dengan tema “Program Inovasi/Teknologi Informasi dalam Penanganan COVID-19” dalam bentuk aplikasi berbasis android.
“Dengan aplikasi android ini, saya harap warga Desa Kabuaran dapat menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan dapat mengidentifikasi informasi dengan cermat agar tidak mudah percaya terhadap informasi hoax,” ujar Andrian sebagai penggagas aplikasi berbasis android.
Design Interface dibuat secara interaktif, simple dan menarik dengan tujuan menarik minat masyarakat untuk membaca dan sadar akan pentingnya protokol kesehatan COVID-19.
“Awalnya saya ragu dengan kasus COVID-19 yang beredar. Namun, saya sekarang menjadi lebih terbuka dengan informasi COVID-19 berkat bantuan dari aplikasi yang Mas Andrian buat,” ungkap Arifin, salah satu warga Desa Kabuaran.
Dengan adanya KKN BTV UNEJ yang ke 3 ini, kesadaran warga Desa Kabuaran akan pentingnya protokol kesehatan COVID-19 menjadi lebih meningkat dan bisa mencerna informasi mana yang fakta dan mana yang hoax dengan cermat.
By: Andrian Feri Dwi Yanto
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H