Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau aku pribadi bisa melintasi kawasan asia selatan selama kurang lebih dua minggu , terhitung 19 Desember 2014 - 3 Januari 2015.
Kalau ditarik kebelakang , kecintaanku terhadap negara India itu udah yang urutan kedua setelah cinta tanah air pokoknya . Rasa cinta terhadap negeri yang pandai merangkai cerita cinta dengan Sihir Hujan dan muda/i berlarian di taman bunga atau underestimate dibalik pepohonan berawal saat sahabatku meminjamkan kaset tape ost.Kuch Kuch Hota Hai (1999) , dari sanalah semua culture dan film India mendominasi keseharianku bahkan sosok seorang Shah Rukh Khan yang penuh kharismatik menjadi idolaku berpuluh tahun lamanya hingga sekarang .
Fanatic ? aku bukan tipe fans yang melewati batas akal sehat bila mengidolakan sesuatu hal , misalnya kekecewaan aku akan kedatangan King Khan tersebut pada 2002 silam di PRJ Kemayoran akhirnya terobati 10 tahun kemudian. Yah, pada show kedua kalinya dibawa oleh produser salah satu production house berkerjasama dengan salah satu stasiun tv swasta memboyong Khan bersama Rani Mukerji , Bipasha Basu , dan Preity Zinta.
Sehari Jelas ingat sekali dimalam perfomancenya Khan bertajuk TEMPTATION RELOADED di Sentul Internasional Convention Centre aku mendapatkan seat VIP karena menjadi pemenang kuis twitter stasiun tv penyelenggara, sudah dua point keberuntunganku : melihat aksi lypsinc Khan + jarak pandang melihat penampilannya sangat dekat.
Keberuntungan lainnya , entah darimana datangnya sebuah ide gila kelar show aku bersama kelima teman yang sama-sama mengidolakannya memutuskan mencegat taksi dari Sentul menuju Halim Perdana Kusuma , resiko apapun yang ditanggung feelingku mengatakan Khan bakalan langsung kembali ke Mumbai dan ternyata tak lama berselang 20 menit iring-iringan Khan dan pihak promotornya sampai di HLP .
Meskipun moment bahagia ini sama sekali tidak berhasil kuabadikan saking speechless manakala Khan meraih spidol sederhana bermerk 'Snowman :Permanent' untuk menandatangi cd ost Veer Zaara yang sebelumnya sudah berhasil kudapatkan tanda tangan dari actressnya , Preity Zinta.
Dan hingga sekarang , setiap ada film Bollywood yang diputar entah siapa itu pemainnya atau bagus/buruk ceritanya selalu rutin aku tonton . Kembali ke penjelajahan di tiga kota India , aku sebenarnya merencanakan liburan ini bersama dia' , memilih tiga kota di India yakni Mumbai , New Delhi , dan Goa .
Awal perjalananku di 19 Desember 2014 , dari Bandara Soekarno-Hatta tepat pukul 01.15pm dan transit di Kuala Lumpur Internasional Airport 04.20pm waktu setempat, ada sekitar dua jam kugunakan membunuh waktu dengan mengelilingi Bandara Terbesar Di Asia Tenggara ini. Tepat pukul 07.00pm aku bergegas untuk boarding , cap segala passport dll akhirnya penerbangan Malaysia menuju Mumbai berlangsung kurang lebih 3,5 jam .
Sepanjang perjalanan melintasi kawasan Asia Selatan karena memang aku ini penakut dengan perjalanan udara, dan segala gambaran mengenai accident kecelakaan pesawat yang kebanyakan melanda maskapai Malaysia tahun itu membuatku tak hentinya menatap layar peta kawasan mana saja yang dilewati , ternyata jalur penerbangan melewati dataran Himalaya, Nepal ,Bangladesh , Kalkota dan wilayah selatan lainnya.
Tiba di Chhatrapati Shivaji International Airport sekitar pukul 10.00pm, yang membuatku terpukau desain Bandaranya yang keren abis modern tapi tetap memiliki unsur India bahkan perfilmannya , hanya sajah dari segi kebersihan toiletnya (maaf) bau pesing sudah bukan menjadi hal yang aneh disana,
dikarnakan aku lebih memilih visa on arrival akhirnya membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit dengan proses yang terbilang mudah , biayanya pun hanya kisaran Rs.3500 atau bila mata uang kita kisaran Rp.700.000-900.000 (tergantung permohonan berapa harinya).
Dari segi komunikasinyapun , petugas Bandaranya termasuk yang pengertian , jujur pribadi aku bukan tipe yang faseh berbahasa Inggris tapi syukurnya mereka bisa memahaminya. Tak lama , dia' datang dari Perancis dan tentunya kami saling melepas cerita sepanjang perjalanan menuju Mumbai hingga selarut ini .
Ternyata Mumbai malam hari tak ubahnya Jakarta , masih terasa lalu lalang kesibukan warga kotanya, entah itu yang baru menghabiskan waktunya dikala lembur dikantor hingga kuli panggul yang memasukkan stock barang ke sebuah toko. Selanjutnya , kami mencari penginapan yang telah di booking bernama The Oriental Residency kawasan PD Hinduja Road berdekatan dengan Komplek Bandra West dan Andheri East yang terkenal sebagai perumahan pesohor Bollywood .
Pagi harinya, tak hentinya dia' mengeluh tidak bisa tidur lantaran hotel ini sedang dalam renovasi , kucoba untuk menghibur dan mengatakan mungkin bisa kita bicarakan kepada pihak hotel untuk ganti ruangan , tetapi setelah sarapan . Ternyata tempat sarapannya berada di rooftop , sesuatu yang menarik menyaksikan pemandangan kota Mumbai pagi hari , diselingi udara yang segar dan nampak burung merpati lalu lalang bebasnya.
Mumbai sangat berkembang pesat , beberapa tempat yang berhasil kukunjungi diantaranya Nariman Point yang bisa dibilang World Trade Centrenya India disana terdapat Marine Drive di Mumbai Selatan biasa digunakan untuk tempat melakukan aktivitas bersantai melepas penat dan olahraga yang mana memiliki view laut lepas . Lalu mengunjungi Gate Of India , serta icip segelas mojito di The Taj Mahal Hotel Palace icon Mumbai yang pernah mengalami penyerangan bom terorrist 2008 silam.
Hari berikutnya ada selisih paham antara aku dan dia' yang mana keinginanku untuk kekeuh menuju Agra, tapi tidak dengan dia' yang menginginkan langsung ke Goa karena Mumbai sudah membuatnya berpikir dua kali untuk ke New Delhi karena polusi suaranya , yups India terkenal juga dengan masyarakatnya tidak sabaran dalam hal bertransportasi.
Klakson sudah menjadi handalannya, dan mungkin juga sudah menjadi habit. Saat kami memenangkan keinginan masing-masing , dia' memilih untuk tidur dan aku coba keluar hotel dan mencegat rikshaw semacam bajaj yang memiliki argometer, kebetulan saya sempat berkenalan dengan supirnya yang berasal dari Pakistan .
Aku memintanya untuk mengantarkanku kerumah Shahrukh Khan , tentunya bukan hal yang sulit baginya karena sudah banyak turis yang diantarkan ke MANNAT milik King Khan, argonya jarak tempuh lumayan diantarkan PP sekitar Rp.50.000.
Hari berikutnya kami memilih Godwin Hotel di district Colaba, tidak jauh dari pusat perbelanjaan layaknya Malioboro bernama Shahid Bhagat Singh Road. Sebagai bahan referensi kalau memang mau ke Mumbai pilihan Colaba adalah yang tepat , mau ke Victoria Terminus dan area sekitarnya bernuansa eropa peninggalan Inggris tidaklah jauh , untuk menuju Gate Of India bisa dilakukan berjalan kaki pulak. Pokoknya Colaba sangat memudahkan .
NEW DELHI , 24 Desember 2014
Sebenarnya merupakan kota yang Indah , aku menganggap Taj Mahal dipelupuk mata tetapi sesampainnya di Indira Gandhi Internasional Airport ternyata untuk menempu Uttar Pradesh , Agra menempuh waktu kurang lebih lima jam (atau paling cepat tiga jam layaknya Jakarta-Bandung). Belum lagi urusan jasa travel + pajak masuk turis sekitar Rs.5000 /orang.
Berkunjung ke New Delhi kalian akan merasakan bagaimana kegamangan mereka akan terorist , semua dicheck dari ujung kaki hingga kepala. Hampir menjelang maghrib aku dan dia' sampai di Radisson Blu Agra Taj East Gate , sebuah hotel berbintang lima (rate dua malamnya kala itu Rs. 15.212), itupun belum include Gala Dinner Malam Natal karena tamu hotel wajib untuk mengikutinya.
Dia' hanya terdiam karena memang perjalanan ini keinginanku , ada sesuatu yang tidak beres menurut firasatnya karena selepas landing dari bandara sajah kami telah disambut dengan Fog (kabut dibulan Desember) itu menyebabkan perjalanan New Delhi-Agra sangat-sangat melelahkan.
Keesokannya aku langsung menuju Taj Mahal , Agra Red Fort (terdiri dari Jahangir Palace, Diwan-e-Khas, Agra Fort Diwan I Am serta Delhi Gate) dan Tomb of I'timād-ud-Daulah. Memang keindahan Agra tidak bisa dipungkiri , bagaimana kisah dari Shah Jahan kepada sang istri Mumtaz Mahal terpahat dalam marmer putih , tak hentinya aku kagum melihat Taj Mahal .
Goa menjadi pilihan untuk menghabiskan malam tahun baru , sebenarnya ada sedikit kesialan yang menimpa aku dan feeling dia' terbukti kami mengalami ketinggalan pesawat Air India tujuan New Delhi -Goa lima menit sebelum keberangkatan . Keselnya lagi pihak maskapai tidak mau merespon dengan baik keluhan dari penumpangnya , agak tergelitik ketika melihat customer servicenya malah dengan seenak udelnya memarahi penumpang sebelahku yang sedang komplain dengan sangat sopan.
Goa bisa dibilang Bali-nya India karena menyuguhkan keindahan pantainya , banyak berdiri gereja-gereja peninggalan Portugis dan tentunya berbelanja oleh-oleh disini sangatlah murah . Bila mengunjungi Goa jangan lupa untuk ke Old Goa , Panjim City tempat dimana sering dijadikan lokasi film terakhir Aashiqui 2 (2013), Pantai Colva, dan Benaulim tempatku stay disana.
India cukup memberikan pengalaman berharga, berharap suatu saat bisa berkunjung kesana kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!