Mohon tunggu...
andriana rumintang
andriana rumintang Mohon Tunggu... menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dengan Gotong Royong Semua Tertolong

19 September 2016   15:34 Diperbarui: 19 September 2016   16:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa bulan yang lalu, tetangga saya yang juga adalah sepupu saya mengalami cobaan sakit penyakit. Yang pertama mengalami sakit adalah abang sepupu saya, dokter mendiagnosa  dia terkena demam berdarah dan harus dirawat inap di rumah sakit. Menggunakan kartu BPJS, beliau dirujuk untuk dirawat di salah satu rumah sakit. Urusan administrasi yang cukup panjang sempat membuatnya dan keluarga lainnya kesal dan cenderung bersikap negati dengan layanan  BPJS, termasuk saya.

Dalam masa perawatan di rumah sakit tersebut, tiba-tiba sang istri pun mengalami sakit dengan gejala yang hampir mirip. Suhu tubuhnya demam tinggi dan badan lemas. Seluruh keluarga mengira dia terkena DBD seperti suaminya, namun hasil laboratorium  menjawab bahwa  ternyata beliau positif terkena tipus.  Mereka dirawat di kamar yang sama. Tidak terbayang repotnya dan sibuknya mengurus dua orang yang sakit sekaligus, terlebih lagi anak-anak di rumah juga tidak ada yang mengurus.

Beberapa hari dirawat bersama, abang sepupu saya semakin membaik dan diizinkan pulang oleh dokter, namun sang istri masih harus di rawat di rumah sakit. Ternyata masalah sakit penyakit tersebut tidak langsung selesai begitu saja, keesokan harinya , abang sepupu saya tersebut kembali ke rumah sakit membawa anak lelakinya yang juga sakit demam tinggi dan muntah-muntah.

Dokter mendiagnosa si anak terkena demam berdarah. Sungguh cobaan sakit penyakit yang sangat meyibukkan.  Menghabiskan energi dan waktu bagi keluarga tersebut. Ayah, ibu dan anak di rawat di rumah sakit secara bergantian. Sembuh si bapak, masuk si ibu, belum lagi sembuh si ibu, ehh si anak juga sakit. Siapa sih yang mau sakit? Sampai hampir seluruh isi rumah mengalami sakit penyakit? Namun terkadang sakit penyakit datang begitu saja seperti tamu yang tidak diundang, jika dia datang, siap tidak siap harus dihadapi.

Namun, syukurlah melalui perawatan medis, kakak sepuui saya beserta suami dan anaknya dapat pulih dan sehat kembali. Tentunya juga mereka dapat tersenyum gembira berkumpul di rumah dan juga dapat tersenyum gembira melewati kasir rumah sakit tersebut. Dengan menggunakan kartu BPJS beban dan biaya rumah sakit terasa jauh lebih ringan dan enteng. “Gak kebayang deh, kalau gak pake BPJS berapa banyak  biaya kami bertiga, ” ucapnya kepadaku.

Saya pun turut senang mendengarnya dan pemikiran negatif tentang BPJS menjadi positf karena saya melihat secara langsung manfaatnya bagi saudara saya tersebut, sekalipun saya belum pernah memenggunakan pelayanan BPJS.

BPJS Kesehatan dulu dan kini

Kita pasti sudah sering mendengar tentang BPJS Kesehatan, bahkan kita mungkin juga sudah terdaftar dan ikut dalam program BPJS Kesehatan. Secara pribadi, saya adalah anggota BPJS Kesehatan, walaupun saya belum pernah menggunakan layanan BPJS kesehatan, namun saya ikut mendukung program layanan kesehatan tersebut.

Melihat dari prinsip gotong royong BPJS Kesehatan tersebut, saya secara tidaklangsung ikut berpartisipasi membantu kesehatan masyarakat Indonesia. Mungkin itu terdengar klise dan terlalu luas, namun secara nyata saya bisa melihat teman, tetangga, saudara dan kerabat yang terbantu dengan menggunakan BPJS kesehatan.

Saya masih ingat dulu ketika anak-anak dan mengalami sakit penyakit, orangtua saya membawa kami ke rumah sakit ataupun puskemas dengan membawa kartu Askes. Seperti kartu sakti, kartu tersebut mampu menyelesaikan masalah biaya perobatan kami. Karena ayah dan ibu saya adalah PNS, mendapat layanan managed care berupa layanan kesehatan dari PT Askes. Masih jelas pula teringat ketika tante saya berucap kepada ibu bahwa betapa beruntungnya ibu saya menjadi PNS mendapat jaminan kesehatan dari Askes, sedangkan keluarganya tidak dan harus memproteksi diri sendiri karena mereka bukanlah keluarga PNS.

Mungkin keluhan tante saya itu tidak akan terjadi di era sekarang ini. Dimana perjalanan sistem jaminan kesehatan Indonesia semakin membaik dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2014, BPJS Kesehatan hadir untuk menjawab dan membantu seluruh masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun