"Setiap tanggal 9 maret kita memperingati Hari Musik Nasional, dan aku akan selalu mengenangnya", ucapmu kala itu padaku.Â
"Kenapa?" Â tanyaku spontan. "Karena aku menyukai musik dan menyukai kamu."
Simpel sekali perkataanmu, lalu sambil memainkan gitar kau bernyanyi penggalan lagu Sheila on seven  (Sheila on 7)
Jadikanlah aku pacarmu, kan kubingkai s'lalu indahmu
Jadikanlah aku pacarmu, iringilah kisahku...
Tak tahu aku harus merespon seperti apa. Kaget, malu atau kabur meninggalkanmu? Dengan semangat kau bernyanyi  didukung oleh teman-temanmu. Siapa yang tidak tahu lagu yang sedang hits kala itu?Â
Aku pun salah satu penggemar berat band Sheila on 7. Tanpa dipandu semua penghuni kantin bernyanyi bersamamu, seakan-akan menyetujui rayuan gombalmu itu.. Ah  sebel dan kesalku, kala itu kau berhasil membuatku tersipu dan mengingatmu.
Karena cinta itu juga kepercayaan.
Karena cinta itu juga mengharapkan yang terbaik untukmu.
Karena cinta itu juga kerelaan.
Karena cinta itu teruji oleh waktu.
##
Sepuluh tahun sudah berlalu sejak lagu "Jadikanlah aku pacarmu (JAP)" kau nyanyikan pertama sekali untukku. Sampai sekarang pun aku masih mengingatnya, entahlah bagaimana denganmu. Kalau zaman sekarang, mungkin kau akan diibaratkan seperti si Dilan.Â
Dilan yang mengobrak-abrik hati Milea dengan rayuan gombalnya dan tingkahnya yang nyeleneh. Siapa yang tak kenal Dilan sekarang, seperti siapa yang tak kenal Sheila on 7 kala itu. Untungnya aku bukan Milea, dan kau bukan Dylan, namun kau berhasil mengobrak-abrik hatiku seperti Dilan ke Milea.
Sepuluh tahun berlalu sejak kita mulai bersama memperingati hari musik nasional dan juga tentunya ulangtahunku. Lima tahun bersama, aku masih merasakan kejutan dan ucapanmu.Â