Walau mereka ditolak oleh Malim, mereka tidak bosan untuk mengingatkan Malim. Â Kesetiaan persahabatan itu terbukti ketika mereka diam-diam tetap menunggui Malim dan akhirnya menyelamatkan nyawa Malim. Apa dan bagaimana tindakan penyelamatannya? Tentunya lebih asyik jika dibaca sendiri.
Klimaks dari cerita ini, ketika utusan dari ibu kota datang dan hendak memindahkan kampung mereka. Di kampung Manowa akan dibangun pelabuhan dan proyek pembangunan pelabuhan itu akan menggusur rumah-rumah penduduk dan segala fasilitasnya.Â
Hal yang pertama dilakukan oleh para utusan dari kota adalah merubuhkan sekolah mereka. Â Tidak hanya merubuhkan, para utusan dari kota juga menangkap Pak Kapten dengan tuduhan yang mengada-ada karena Pak Kapten dianggap berbahaya dan dapat menghasut masyarakat. Tentunya seluruh masyarakt menjadi kaget.
Perjuangan dan semangat warga tidak berhenti walau Pak Kapten ditangkap. Hal itulah yang menjadi perjuangan dan petualangan dari para anak pemberani tersebut. Kembali teringat dengan perkataan presiden Soekarno "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Para geng badai walaupun masih anak-anak merupakan generasi muda yang memiliki semangat, ide dan keberanian untuk berjuang dan mengguncang dunia para utusan dari kota.
Dengan berani anak-anak mendekati dan menyusup yacht untuk mencari bukti yang dapat membebaskan Pak Kapten. Mereka nekad memasuki yacht yang diawasi oleh para body guard dan dilakukan di malam hari ketika badai melanda. Pantaslah mereka disebut si anak badai.  Apa yang mereka lakukan selanjutnya dan bagaimana mereka membebaskan Pak Kapten? Sekali lagi saya sarankan agar anda membacanya sendiri, hehehe.
Setiap kejadian dari si anak badai, terjalin menjadi suatu tema tekad dan kebernaian mempertahankan apa yang menjadi milik mereka. Sebagai novel yang inspiratif, saya merekomendasikan novel ini dibaca oleh siapa saja, baik  anak-anak, tua dan muda.Â
Selain menghibur, novel dengan 318 halaman ini dapat membangkitkan tekad dan semangat pembacanya. Seusai membaca kisah ini, saya sebagai pembaca belajar untuk tidak pernah menyerah dan memiliki tekad dan berani. Semoga pembaca lainnya juga mendapatkan hal baru dari dan tidak mudah menyerah.
Semoga!
Badai kembali membungkus kampung kami. Kali ini aku mendongak, menatap jutaan tetes air hujan dengan riang. Inilah kami, Si Anak Badai.
Penulis                 : TERE LIYE
Co-author              : Sarippudin
Editor                   : Ahmad Rivai
Penerbit                : Republika
Cetakan                : 1
Tahun terbit            : Agustus 2019
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-5734-93-9