Mohon tunggu...
andriana rumintang
andriana rumintang Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rebah Lancangku

1 Februari 2018   10:19 Diperbarui: 1 Februari 2018   10:21 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lancangku kuningku, tidak berlayar lagi

Bertuah kotaku terancam kabut tak henti

Kini, kuning lancangku memudar

Rebah lancangku karena asap

Bertuah perih

               Anak, ibu, Bapa, Tua, Muda menjerit

               Perih, pedih, sakit

               Lancangku rebah karena asap

               Kabut asap meliputi tuah kotaku

Rinduku akan hujan, rinduku akan matahari

Rinduku akan kesejukan , rinduku akan udara segar

Rindu terjawab oleh kabut asap yang meranggas ke urat nadi

Menjatuhkan raga & nafas

               Aku mau kuningku menari dengan zapin, menghias rambutku dengan bunga dan daun

               Aku mau berlayar bersama lancangku, mengalun embun, menuai ceria

               Aku mau kotaku kembali bertuah, permai

               Semesta segar gembir, kabut asap hilang diiringi cinta anak negeri

(Nominator lomba cipta puisi hijau 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun