Mohon tunggu...
Andrian F
Andrian F Mohon Tunggu... Wiraswasta - Principal

I am a Principal and dedicated educator with a passion for travelling and writing. Exploring new places and crafting stories enrich my perspective, enhancing my ability to lead and inspire.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Duck Syndrome: Tantangan Tersembunyi Gen Z di Era Digital

29 Juli 2024   06:21 Diperbarui: 29 Juli 2024   06:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di era digital yang serba cepat ini, istilah "Duck Syndrome" semakin relevan, terutama bagi generasi terbaru yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi, yaitu Gen Z. Duck Syndrome menggambarkan kondisi di mana seseorang tampak tenang dan terkendali di permukaan, namun sebenarnya berjuang keras di bawah permukaan. Seperti bebek yang terlihat mengapung dengan tenang di atas air, namun kakinya terus mengayuh dengan keras untuk tetap bergerak.

 Apa Itu Duck Syndrome?

Duck Syndrome pertama kali populer di kalangan mahasiswa di Stanford University, di mana para siswa sering merasa perlu untuk tampil sempurna meski di bawah permukaan mereka merasa stres dan cemas. Kondisi ini mencerminkan tekanan untuk menampilkan citra diri yang sempurna, sementara kenyataannya, individu tersebut mungkin mengalami kesulitan yang signifikan.

 Gen Z dan Media Sosial

Gen Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, adalah generasi yang tumbuh bersama internet dan media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat memungkinkan mereka untuk membagikan momen-momen kehidupan yang tampak sempurna. Namun, di balik foto-foto yang indah dan video-video yang menarik, ada tekanan besar untuk mempertahankan penampilan yang sempurna.

Media sosial seringkali menampilkan versi terbaik dari kehidupan seseorang. Ini menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dan perbandingan sosial yang tidak sehat. Gen Z merasa perlu untuk menutupi kelemahan mereka dan hanya menampilkan sisi terbaik mereka, yang akhirnya dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

 Tekanan Akademis dan Karir

Selain tekanan dari media sosial, Gen Z juga menghadapi tekanan akademis dan karir yang tinggi. Kompetisi untuk masuk ke perguruan tinggi terbaik dan mendapatkan pekerjaan yang baik semakin ketat. Gen Z sering merasa perlu untuk berprestasi lebih baik dari generasi sebelumnya. Mereka menghadapi harapan tinggi dari orang tua, guru, dan bahkan diri mereka sendiri.

Tekanan ini tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam diri mereka. Gen Z memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap diri mereka sendiri, yang seringkali menyebabkan perasaan tidak pernah cukup baik. Mereka merasa harus selalu menjadi yang terbaik, tidak hanya dalam hal akademis dan karir, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan pribadi mereka.

 Dampak Terhadap Kesehatan Mental

Duck Syndrome dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental Gen Z. Tekanan untuk selalu tampil sempurna dan menyembunyikan kesulitan mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius. Beberapa dampak yang mungkin terjadi termasuk:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun